NATO akan Lancarkan Operasi Siang Tegar, Latihan Militer Khusus Nuklir

Latihan militer infanteri gabungan oleh NATO pada Oktober 2022
Sumber :
  • AP Photo/Mindaugas Kulbis

VIVA – NATO akan menggelar latihan militer khusus nuklir yang telah lama direncanakan pada pekan depan. Hal itu terjadi menyusul ketegangan yang meningkat atas perang di Ukraina dan desakan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menggertak akan menggunakan semua cara untuk mempertahankan wilayah Rusia. Hal itu kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Selasa, 11 Oktober 2022.

Bumi Resources Masuk 7 Perusahaan Wajib Pajak Terbaik versi DJP Kemenkeu

Latihan yang dijuluki 'Siang Tegar' diadakan setiap tahun dan biasanya berlangsung selama sekitar satu minggu. Latihan ini melibatkan jet tempur yang mampu membawa hulu ledak nuklir tetapi tidak melibatkan bom langsung. Jet konvensional dan pesawat pengintai dan pengisian bahan bakar juga secara rutin akan ambil bagian dalam latihan NATO.

Ada 14 dari 30 negara anggota NATO akan terlibat dalam latihan tersebut yang direncanakan sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022. Bagian utama dari manuver akan diadakan lebih dari 1.000 kilometer (625 mil) dari Rusia, kata seorang pejabat NATO.

Sri Mulyani Ungkap APBN Surplus Rp 8,1 Triliun hingga Maret 2024

Menhan AS Lloyd J. Austin III dan Panglima Militer AS Mark Milley soal NATO

Photo :
  • AP Photo/Olivier Matthys

"Itu akan mengirimkan sinyal yang sangat salah jika kita tiba-tiba membatalkan latihan rutin yang sudah lama direncanakan karena perang di Ukraina. Itu benar-benar sinyal yang salah untuk dikirim," kata Stoltenberg kepada wartawan pada malam pertemuan NATO di Brussel, dikutip dari VOA, Kamis, 13 Oktober 2022.

AS Gelontorkan Lagi Rp 420 Triliun Lebih untuk Perang Israel di Gaza

"Ketegasan NATO, perilaku yang dapat diprediksi, kekuatan militer kita adalah cara terbaik untuk mencegah eskalasi," katanya.

Dengan mundurnya tentara Rusia di bawah pukulan pasukan Ukraina yang dipersenjatai dengan senjata Barat, Putin meningkatkan taruhannya dengan mencaplok empat wilayah Ukraina dan menyatakan mobilisasi parsial hingga 300.000 pasukan cadangan untuk menopang garis depan yang runtuh.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporozhye di Ukraina.

Photo :
  • RT.com

Namun ketika rencana perangnya menjadi serba salah, Putin telah berulang kali mengisyaratkan bahwa dia dapat menggunakan senjata nuklir untuk melindungi keuntungan Rusia.

Ancaman itu juga ditujukan untuk menghalangi negara-negara NATO mengirim senjata yang lebih canggih ke Ukraina.

Namun NATO sebagai sebuah organisasi mengeklaim tidak memiliki senjata apapun terkait nuklir yang siap dilucnurkan. Senjata nuklir yang secara nominal terkait dengan NATO tetap berada di bawah kendali tegas tiga negara anggota seperti AS, Inggris, dan Prancis.

Stoltenberg menggambarkan retorika nuklir Putin yang berputar-putar dan dinilai sebagai tindakan yang berbahaya dan sembrono. Dia menggarisbawahi bahwa sekutu juga telah menyampaikan dengan jelas kepada Rusia bahwa tindakannya akan memiliki konsekuensi yang parah jika mereka menggunakan senjata nuklir dengan cara apa pun.

"Kami memantau dengan cermat kekuatan nuklir Rusia," kata Stoltenberg lagi.

"Kami belum melihat adanya perubahan dalam sikap Rusia, tetapi kami tetap waspada."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya