Serangan Udara Terjang Perayaan Ulang Tahun Organisasi Kachin di Myanmar, 80 Orang Tewas

Puing-puing berserakan usai serangan udara di negara bagian Kachin, Myanmar.
Sumber :
  • AP Photo

VIVA Dunia – Militer Myanmar melakukan serangan udara terhadap acara perayaan ulang tahun organisasi politik utama etnis minoritas Kachin. Akibat kejadian itu, sekitar 80 orang dilaporkan tewas, termasuk penyanyi dan musisi yang menghadiri acara tersebut. Hal itu dikatakan anggota kelompok tersebut dan seorang pekerja penyelamat, Senin.

Letjen TNI Saleh Mustafa Buka Kejuaraan Taekwondo Pangkostrad Cup 2024

Dilansir dari AP, serangan itu terjadi tiga hari sebelum menteri luar negeri dari Asia Tenggara mengadakan pertemuan khusus di Indonesia, untuk membahas meluasnya kekerasan di Myanmar.

Jumlah korban pada perayaan oleh Organisasi Kemerdekaan Kachin, di negara bagian utara Kachin, Minggu malam, tampaknya menjadi yang terbanyak dalam satu serangan udara, sejak militer merebut kekuasaan pada Februari tahun lalu dari pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. 

Kantongi Sertifikat Halal BPJPH, Coway Genjot Inovasi Produk

Laporan awal menyebutkan jumlah korban tewas sekitar 60 orang, tetapi kemudian penghitungan korban meningkat menjadi sekitar 80 orang.

Puing-puing berserakan usai serangan udara di negara bagian Kachin, Myanmar.

Photo :
  • Ap Photo
'Bravo Zulu' Kapal Selam TNI AL KRI Alugoro-405 Tembakkan Torpedo Black Shark di Selat Bali

Tidak mungkin untuk mengkonfirmasi secara independen rincian insiden itu, meskipun media yang bersimpati kepada Kachin mem-posting video yang menunjukkan akibat dari serangan itu.

Dalam sebuah pernyataan Senin malam, Kantor informasi pemerintah militer mengkonfirmasi bahwa ada serangan terhadap apa yang digambarkan sebagai markas besar Brigade ke-9 Tentara Kemerdekaan Kachin. Pernyataan itu menyebutkan serangan tersebut sebagai "operasi yang diperlukan" sebagai tanggapan atas tindakan "teroris" yang dilakukan oleh kelompok Kachin. 

Laporan itu menyebutkan, laporan tentang jumlah korban tewas yang tinggi sebagai "rumor". Laporan tersebut juga membantah militer telah mengebom sebuah konser, dan penyanyi serta penonton termasuk di antara korban tewas.

Dalam sebuah pernyataan, Kantor PBB di Myanmar mengatakan “sangat prihatin dan sedih” dengan laporan serangan udara tersebut.

"Apa yang tampak sebagai penggunaan kekuatan yang berlebihan dan tidak proporsional oleh pasukan keamanan terhadap warga sipil yang tidak bersenjata tidak dapat diterima dan mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban," katanya.

Utusan yang mewakili kedutaan besar Barat di Myanmar, termasuk Amerika Serikat, mengeluarkan pernyataan bersama yang mengatakan serangan itu "pengabaian rezim militer atas kewajibannya untuk melindungi warga sipil dan menghormati prinsip-prinsip dan aturan hukum humaniter internasional."

Selama beberapa dekade, Myanmar didera pemberontakan oleh etnis minoritas yang mencari otonomi. Perlawanan anti-pemerintah meningkat tajam secara nasional dengan pembentukan gerakan pro-demokrasi bersenjata yang menentang pengambilalihan militer tahun lalu.

Kachin adalah salah satu kelompok pemberontak etnis yang lebih kuat dan mampu membuat beberapa persenjataan mereka sendiri. Mereka juga memiliki aliansi longgar, dengan milisi bersenjata pasukan pro-demokrasi yang dibentuk di Myanmar tengah, tahun lalu, untuk melawan kekuasaan militer.

Perayaan pada Minggu itu untuk memperingati 62 tahun berdirinya Organisasi Kemerdekaan Kachin. Perayaan itu mencakup sebuah konser, diadakan di sebuah pangkalan yang juga digunakan untuk pelatihan militer oleh Tentara Kemerdekaan Kachin, sayap bersenjata KIO. 

Terletak di dekat Desa Aung Bar Lay di Kotapraja Hpakant, daerah pegunungan terpencil 950 kilometer (600 mil) di utara kota terbesar Myanmar, Yangon.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya