Menlu Jepang Protes Warganya yang Dituduh Mata-mata Ditahan China

Menlu China dan Jepang
Sumber :
  • AP Photo

VIVA Dunia – Menteri Luar Negeri Jepang, Yoshimasa Hayashi, memprotes China terkait penahanan seorang warga negara Jepang di Beijing. Dia juga prihatin dengan aktivitas militer China yang meningkat di dekat Taiwan dan di sekitar Jepang. 

Krisis Populasi Jepang: Setengah Perempuan Muda Hilang di 40 persen Wilayah pada 2050

Dalam pertemuan di China, pada hari Minggu, 2 April 2023, Hayashi menjadi diplomat pertama Jepang yang menginjakan kaki ke Beijing, setelah banyak konflik yang membuat hubungan kedua negara merenggang. Dia juga bertemu dengan Perdana Menteri China Li Qiang dan diplomat tinggi Wang Yi pada Minggu malam. 

Selama pembicaraannya dengan Menteri Luar Negeri China Qin Gang, Hayashi menuntut pembebasan awal seorang karyawan perusahaan farmasi Jepang Astellas Pharma, yang ditahan di Beijing bulan lalu. Pharma diketahui dituduh sebagai mata-mata.

Heru Budi Apresiasi Kerja Sama Proyek MRT dengan Jepang, Nilainya Rp11 Triliun

 

Menlu Jepang dan China

Photo :
  • AP Photo
5 Negara Paling Tidak Ramah Vegetarian di Asia, Ada Korea Selatan dan Jepang

"Saya mengangkat keprihatinan serius tentang aktivitas China yang semakin tegas di Laut China Timur dan Selatan, dan menekankan pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," kata Hayashi kepada wartawan, dikutip dari AP, Senin, 3 April 2023. 

Dia mengatakan bahwa dirinya juga menyatakan keprihatinan mendalam tentang peningkatan aktivitas militer bersama Beijing dengan Rusia di sekitar Jepang. 

Hayashi juga mengungkapkan dia memberi tahu Qin mengenak adanya kemungkinan untuk meningkatkan kerja sama dalam pertukaran ekonomi, budaya, dan orang, antara kedua negara.

Kedua Menlu itu setuju untuk bekerja sama dalam mencapai hubungan yang konstruktif dan stabil, sebagaimana disepakati antara para pemimpin mereka pada bulan November tahun lalu. 

"Kedua belah pihak sepakat untuk meningkatkan komunikasi dalam keamanan regional, dan menyambut pembentukan hotline pertahanan pekan lalu dan dimulainya kembali pembicaraan pertahanan," kata Hayashi. 

Hayashi mengatakan dirinya dan Perdana Menteri Li berbagi pandangan mengenai pentingnya hubungan ekonomi bilateral, dan sangat penting bagi warga negara dan perusahaan Jepang untuk merasa aman beroperasi di China. Itulah kekhawatiran yang dikemukakan oleh perwakilan perusahaan Jepang selama pertemuan mereka pada hari Sabtu, 1 April 2023, dengan Hayashi. 

"Mereka juga menginginkan lingkungan bisnis yang transparan, dapat diprediksi, dan adil di China," ujar Yukiko Okano, wakil sekretaris pers Kementerian Luar Negeri Jepang. 

Secara terpisah, Hayashi memberi tahu Wang bahwa aktivitas tegas China di Laut China Timur dan penahanan baru-baru ini adalah batu sandungan untuk mempromosikan pertukaran ekonomi dan SDM. 

Di lain sisi, Qin memperingatkan keterlibatan Jepang dalam isu Taiwan, akan merusak kedaulatan China. 

"Tokyo tidak boleh ikut campur dan merusak kedaulatan China dengan cara apa pun," pungkas Qin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya