Selama Piala Dunia, Jualan Popok Laris Manis

Bayi Pakai Popok
Sumber :
  • inmagine.com

VIVAnews - Turnamen sepakbola Piala Dunia, di satu sisi, "mengganggu" produktivitas ekonomi. Namun, di sisi lain, ajang olahraga terpopuler se-dunia itu bisa mendongkrak pendapatan di sektor-sektor tertentu.

Menurut sejumlah ekonom, pihak-pihak penyelenggara acara Nonton Bareng maupun pengelola kafe dan restoran ketiban rezeki selama ajang empat tahunan itu, yang kali ini berlangsung di Afrika Selatan selama 11 Juni hingga 11 Juli 2010.

Pusat Penelitian Ekonomi dan Bisnis (CEBR) di Inggris menunjukkan hasil survei bahwa, kendati menyebabkan produktivitas di sejumlah sektor berkurang, Piala Dunia mendatangkan penghasilan bersih sebesar US$2,43 miliar bagi produk domestik bruto di negara itu selama pertengahan Juni hingga Juli. Ini berkat naiknya belanja konsumen dan juga belanja bisnis di sektor periklanan.    

Di Korea Selatan (Korsel), peritel Home Plus melaporkan hasil yang memuaskan bagi perusahaan itu. Banyak penjualan barang yang meningkat, salah satunya popok untuk pria dewasa.

Bulan Juni lalu, penjualan popok pria dewasa di Home Plus meningkat 168 persen. Menurut penelitian, para laki-laki penggemar bola enggan beranjak untuk buang air kecil selama pertandingan sepak bola berlangsung, apalagi yang melibatkan kesebelasan Korsel. Mereka pun tak khawatir mengompol, karena sudah pakai popok, agar tidak melewatkan gol atau aksi gocekan-gocekan yahud Park Ji-sung dan kawan-kawan.

Di Inggris, CEO lembaga konsultan Challenger, Gray & Christmas, John Challenger, mengungkapkan bahwa Piala Dunia bisa mengubah perilaku atasan dan bawahan menjadi lebih toleran satu sama lain. "Atasan bersikap toleran dengan membolehkan bawahan melakukan kesenangan pribadi [yaitu menonton Piala Dunia] di hari kerja karena para bawahan pun akan menggunakan waktu pribadi mereka untuk bekerja," kata Challenger.

"Waktu kerja dan waktu pribadi pun menjadi campur aduk," lanjut Challenger.

Cymtec Systems, perusahaan teknologi di St. Louis, AS, sengaja menempatkan suatu monitor besar di kantor sehingga para karyawan bisa menonton Piala Dunia. Menurut CEO Cymtec, Andrew Rubin, penempatan layar ini juga demi kebaikan kantor.     

"Kalau kami tidak memasangnya, para pekerja bakal menonton dari komputer masing-masing. Ini bakal membuat sistem komputer jadi kian terbebani [overload]," kata Rubin. (Associated Press)

Terkuak, Ada Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi
Arema FC

Soal Anggapan Raja Penalti Liga 1, Begini Pembelaan Arema FC

Arema FC menolak anggapan sebagai tim paling diuntungkan oleh wasit karena banyak menerima hadiah penalti di Liga 1. Singo Edan menilai penalti yang mereka dapat murni.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024