Komitmen AS ke ASEAN: Tekan Rezim Junta Militer Myanmar untuk Akhiri Krisis

Wapres AS Kamala Harris
Sumber :
  • AP Photo/Evan Vucci

JakartaAmerika Serikat (AS) menyatakan komitmennya bersama ASEAN untuk mengatasi masalah krisis di Myanmar. AS akan terus menekan rezim yang berkuasa di negara itu untuk mengakhiri kekerasan yang dilakukan junta militer. 

Mahfud Khawatir Korupsi Meluas dan Merusak Negara jika Jumlah Kementerian Bertambah

"Kami mempunyai komitmen bersama terhadap peraturan dan norma internasional serta kemitraan kami dalam mengatasi permasalahan nasional dan regional seperti krisis di Myanmar," kata Kamala Harris dalam pidato pembukanya di KTT ASEAN-AS, di JCC Senayan, Jakarta, pada Rabu, 6 September 2023.

"Amerika Serikat akan terus menekan rezim tersebut untuk mengakhiri kekerasan yang mengerikan dan membebaskan semua orang yang ditahan secara tidak adil, dan untuk membangun kembali jalan Myanmar menuju demokrasi inklusif," lanjutnya. 

Aksi Pro-Palestina di AS, Joe Biden: Tidak Boleh Ada Anti-Yahudi

Para pengunjuk rasa Myanmar yang tinggal di Jepang mengangkat spanduk Aung San Suu Kyi sambil mengacungkan salam tiga jari.

Photo :
  • ANTARA FOTO/REUTERS/ISSEI KATO.

Wapres AS itu juga menegaskan bahwa pihaknta akan terus mendukung Five-Points Consensus yang dibuat ASEAN untuk mengatasi konflik Myanmar. Selain itu, AS juga terus memperkuat hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara. 

Nyolong, Sersan Gordon Black Diringkus Polisi Rusia

"Sejak Presiden Biden dan saya menjabat, kami telah memperluas hubungan AS-ASEAN. Untuk itu, kami telah meningkatkan hubungan tersebut menjadi kemitraan strategis yang komprehensif," tuturnya. 

"Kami berinvestasi pada infrastruktur dan ekonomi digital. Kami meluncurkan inisiatif besar untuk mengatasi krisis iklim dan keamanan kesehatan dan kami memperluas program pertukaran budaya dan pendidikan," tutur dia. 

Dalam kesempatan yang sama, Harris menekankan bahwa tantangan global harus diatasi. Dia berharap AS dan ASEAN dapat terus memperkuat kerja sama di tahun-tahun mendatang. 

"Sebagai kesimpulan, saya percaya sebagai pemimpin kita harus mengatasi tantangan global saat ini, sekaligus berinvestasi dalam visi jangka panjang. Kita harus melihat 10, 20, 30 tahun ke depan dan mengukur langkah-langkah kita saat ini dengan visi tersebut," katanya. 

"Amerika Serikat dan negara-negara Asia Tenggara mempunyai banyak kepentingan dan prioritas jangka panjang yang sama. Serta visi jangka panjang," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya