5 Negara Ini Justru Tidak Merayakan Natal pada 25 Desember 2023, Kenapa?

Pohon Natal di Emirates Palace Hotel
Sumber :
  • Most Luxurious List

Jakarta – Rupanya ada beberapa negara yang tidak melaksanakan ibadah Natal pada tanggal 25 Desember setiap tahunnya. Hal ini bisa terjadi karena negara-negara yang dimaksud memiliki sejumlah aturan dan perbedaan agama yang tentu saja harus selalu dipatuhi. 

5 Negara dengan Pulau Terbanyak di Dunia, Ada Indonesia

Perayaan Natal sendiri adalah sebuah perayaan yang bertujuan untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Jika perayaan tersebut datang, akan banyak pusat perbelanjaan dan jalan-jalan yang dihiasi manik-manik bertema Natal dan tokoh Sinterklas. 

Namun sayang, perayaan Natal yang dilaksanakan satu tahun sekali tersebut tidak akan dirasakan oleh sejumlah negara di dunia. Adapun negara yang tidak melaksanakan Natal pada tanggal 25 Desember adalah sebagai berikut. 

Wow! Arab Saudi Bakal Beli Wilayah Ras Ghamila Milik Mesir Rp 564,6 Triliun

1. China

Lift kapal Goupitan di China

Photo :
  • Istimewa
Putin Akan Kunjungi China dan Bertemu Xi Jinping Pekan Ini

Mayoritas penduduk China memiliki keyakinan agama Buddha, Tao, atau tidak beragama sama sekali. Oleh sebab itu, Natal tidak termasuk sebagai salah satu hari libur resmi atau penting di China. Selain itu, pemerintah China juga berusaha menekan pengaruh Budaya Barat. 

Karena itu, China selalu melarang atau membatasi perayaan Natal di tempat-tempat umum. Pemerintah China sendiri ingin mempromosikan semangat patriotisme dan budaya tradisional China seperti Tahun Baru Imlek, Festival Musim Semi, maupun Festival Bulan. 

Etnis Mongolia, Xinjiang

Photo :
  • ANTARA/Ismar Patrizki

Mongolia adalah salah satu negara yang tidak merayakan Natal pada 25 Desember. Hal ini karena jumlah penduduk mereka, lebih dari setengah penduduknya, menganut agama Buddha dan Kristen adalah agama minoritas yang diyakini oleh masyarakat di sana. 

Selain itu, Mongolia juga memiliki sejarah panjang sebagai negara komunis yang menekan praktik agama apapun. Meski begitu, ada sejumlah Kristen di Mongolia yang merayakan Natal pada tanggal berbeda-beda bergantung dengan keyakinan mereka. 

Para wanita di Korea Utara.

Photo :
  • Daily NK

Alasan mengapa negara Korea Utara tak merayakan Natal pada 25 Desember adalah karena mereka menganut ideologi Juche yang menekankan kemandirian dan nasionalisme. Menurut Juche, agama merupakan bentuk penindasan dan pengaruh asing yang harus dihapuskan. 

Oleh sebab itu, Korea Utara melarang segala bentuk kegiatan beragama di sana, termasuk Natal, sejak tahun 2016. Namun, ada pula beberapa orang Kristen bawah tanah di Korea Utara yang tetap merayakan Natal secara diam-diam meski dibayangi hukuman berat. 

Bendungan Tinggi Aswan, Mesir

Photo :
  • ejatlas.org

Mesir adalah salah satu negara yang tidak merayakan Natal pada 25 Desember mendatang. Bukan tanpa alasan, sebagian besar umat Kristen di sana memiliki aliran Kristen Ortodoks Koptik yang memakai kalender Julian untuk menandai Hari Raya Natal. 

Melansir dari laman trafalgar, Mesir yang menganut agama Kristen Ortodoks Koptik itu merayakan Natal setiap tanggal 7 Januari sesuai kalender Julian Kuno yang mereka yakini. Jadi, Natal di Mesir tak dirayakan besar-besaran seperti negara di dunia kebanyakan. 

Ilustrasi Maladewa

Photo :
  • facebook.com/isleheaven

Alasan utama Maladewa tak merayakan Natal pada 25 Desember karena hampir seluruh penduduknya menganut agama Islam. Melansir dari laman opendoorsusa, Maladewa juga memiliki aturan yang melarang segala praktik agama selain Islam di negara tersebut. 

Oleh sebab itu, tak ada perayaan Natal resmi atau publik di Maladewa terkecuali di beberapa hotel atau resort yang melayani wisatawan asing. Namun, ada juga sebagian kecil komunitas Kristen yang merayakan Natal secara privat dengan mengikuti kalender Gregorian. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya