Kesaksian Mengerikan Warga Ekuador terkait Konflik Bersenjata Geng Narkoba

Sekelompok orang membawa senjata dan menyerbu sebuah studio televisi di Ekuador
Sumber :
  • Associated Press

Ekuador – Secara bertahap, dan dengan rasa gentar, kehidupan di Guayaquil mulai kembali. Namun, hanya sedikit penduduk yang benar-benar pulih dari kekacauan dan pertumpahan darah di Ekuador pada minggu ini.

BI Catat Modal Asing Kabur dari RI Pekan Keempat April Capai Rp 2,47 Triliun

Salah satunya, Dina Moreno, yang tidak bisa tinggal di rumah lebih lama lagi. Dia menjual aksesori ponsel di pasar tertutup terbesar di Guayaquil. Seperti banyak pemilik kios lainnya, dia memberanikan diri membuka bisnisnya dan kembali bekerja.

“Saya belum pernah melihat yang seperti ini,” kenangnya sambil bergidik.

Pengakuan Mengejutkan Pelaku Tega Cekoki Narkoba Remaja Jaksel Hingga Tewas

"Ketika kami melihat apa yang terjadi di stasiun TV dan kami mendengar suara tembakan, semua orang menjadi gila dan mulai menutup toko mereka dan berusaha pulang," tambahnya, dikutip dari BBC Internasional, Jumat, 12 Januari 2024.

Sekelompok Orang Bersenjata Serbu Stasiun TV di Ekuador

Photo :
  • Istimewa
Remaja yang Tewas di Hotel Jaksel Ternyata Sempat Kejang usai Dicekoki Narkoba

Selain itu, sekolah-sekolah di kota tersebut masih ditutup setelah ledakan kekerasan dari kelompok kriminal. Saking hilangnya penghasilannya selama dua hari tidak berjualan, Dina terpaksa harus membawa anaknya bekerja.

Kisah serupa terjadi di pasar lain, pedagang kaki lima, pengantar barang dan seorang pengkhotbah yang membacakan ayat-ayat Alkitab, tidak ada lagi sejak serangan tersebut.

Momok kekerasan geng narkoba masih ada. Salah satu pedagang, Jorge, mengatakan bahwa para pemilik kios saling mengawasi satu sama lain di bawah tenda putih pasar yang besar. Mereka mengawasi tanda-tanda akan terjadinya lebih banyak masalah atau kembalinya orang-orang bersenjata ke jalan. “Saya tidak takut mati,” ujarnya.

"Saya hanya ingin melihat perdamaian kembali di Ekuador.”

Namun, meskipun usaha kecil di Guayaquil berusaha kembali ke keadaan normal, hal ini tidak berjalan seperti biasanya bagi Andreas. Saudara laki-laki Andreas adalah termasuk di antara 178 staf penjara, yang hingga saat ini masih disandera oleh geng tersebut.

“Satu-satunya informasi yang kami dapatkan adalah dari para penjaga yang berhasil keluar. Hanya mereka yang memberi tahu kami bahwa kerabat kami baik-baik saja,” katanya dari luar penjara Ambato, tempat ia menghabiskan waktu berjam-jam menunggu.

Polisi hanya akan memberi tahu anggota keluarga bahwa mereka sedang menunggu perintah untuk masuk penjara. Andres mengatakan mereka tidak melihat pergerakan apa pun dari dalam bui selama berhari-hari.

Dia juga menambahkan bahwa para penjaga telah memperingatkan akan sesuatu yang buruk yang terjadi di penjara, namun pihak berwenang tidak mendengarkan.

Sebagai informasi, pemerintah Ekuador telah mengumumkan bahwa negaranya kini terlibat perang dengan kelompok kriminal, dan tidak akan mundur dalam menghadapi intimidasi, baik dari dalam maupun luar penjara. "Penyanderaan adalah bagian buruk dari perang,” kata Presiden Daniel Noboa pada minggu ini.

Namun, hal ini tidak memberikan kenyamanan bagi Andres, yang menuduh pemerintah lalai dan melupakan saudaranya. “Saya hanya berharap mereka tidak memperlakukan mereka sebagai umpan meriam,” ucapnya.

Di tengah kekacauan tersebut, tindakan kekerasan geng yang paling berani terjadi di studio televisi TC di Guayaquil ketika orang-orang bersenjata menyandera staf, dan mengacungkan senjata ke arah jurnalis yang sedang siaran langsung.

Dalam cobaan berikutnya, presenter Jose Luis Calderon terlihat mendesak kelompok bersenjata itu untuk tetap tenang, bahkan ketika mereka menodongkan pistol ke kepalanya dan menaruh dinamit di saku dadanya.

"Anehnya saya merasa tenang meskipun saya tahu hidup kami dalam bahaya,” kenangnya.

Jose Luis menggambarkan bagaimana dia bersembunyi di kamar mandi bersama beberapa rekannya ketika mereka mendengar teriakan dan tembakan.

Namun, tempat persembunyian mereka segera diketahui, dan mereka diseret keluar untuk bergabung dengan staf lain di lokasi syuting, di bawah todongan senjata.

“Mereka mengirim anak-anak, bersenjata lengkap, untuk menyebarkan ketakutan, ketidakpastian, kecemasan dan kekacauan,” katanya.

"Mereka berada di sana untuk mengirimkan pesan bahwa mereka bisa masuk dan mengambil alih salah satu media terbesar di negara ini.”

Ratusan anggota geng tersebut kini telah ditahan polisi. Meskipun jalan-jalan di Guayaquil kosong selama jam malam, pada siang hari jalanan menjadi lebih sibuk karena orang-orang datang dan pergi melakukan aktivitas normal mereka.

VIVA Militer: Tentara Ekuador di ibukota Quito

Photo :
  • ria.ru

Seiring berlalunya hari dari pengalaman paling mengerikan dalam sejarah modernnya, Ekuador mulai terlihat kembali normal.

Resikonya adalah bahwa negara ini justru sedang menuju ke arah konflik bersenjata yang sudah mengakar, dan semakin dekat untuk menjadi “negara narkotika” seutuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya