Boikot Berhasil, Starbucks Pecat 2.000 Pekerjanya Imbas Perang Israel-Hamas di Gaza

Starbucks Coffee
Sumber :
  • BusinessInsider

Timur Tengah – Waralaba kedai kopi Starbucks di Timur Tengah mengatakan bahwa pihaknya telah memulai pemecatan sekitar 2.000 pekerja di kedai kopinya di seluruh wilayah tersebut, setelah merek tersebut menjadi sasaran para aktivis dan pro-Palestina selama perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Danone Tidak Termasuk! Ini Daftar Perusahaan Pendukung Israel Menurut PBB

Alshaya Group yang berbasis di Kuwait, sebuah perusahaan keluarga swasta yang memegang hak waralaba untuk berbagai perusahaan Barat termasuk The Cheesecake Factory, H&M dan Shake Shack, mengeluarkan pernyataan yang mengakui pemecatan di lokasi mereka di Timur Tengah dan Afrika Utara.

“Sebagai akibat dari kondisi perdagangan yang terus menantang selama enam bulan terakhir, kami telah mengambil keputusan yang menyedihkan dan sangat sulit untuk mengurangi jumlah rekan kerja di gerai Starbucks MENA kami,” bunyi pernyataan tersebut, melansir New York Post, Rabu, 6 Maret 2024.

KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli Rutan

Starbucks Italia

Photo :
  • The Independent

Alshaya kemudian membenarkan pihaknya memecat sekitar 2.000 karyawan. Banyak pekerjanya di negara-negara Teluk Arab adalah pekerja asing yang berasal dari negara-negara Asia. Alshaya menjalankan sekitar 1.900 cabang Starbucks di Bahrain, Mesir, Yordania, Kuwait, Lebanon, Maroko, Oman, Qatar, Arab Saudi, Turki, dan Uni Emirat Arab.

Hari Buku Sedunia, Starbucks Indonesia Serahkan 8.769 Buku untuk Anak-anak

Perusahaan tersebut telah mempekerjakan lebih dari 19.000 staf, menurut induk perusahaan Starbucks yang berbasis di Seattle tersebut. PHK ini mewakili lebih dari 10% stafnya.

Sejak awal perang pada 7 Oktober, Starbucks berada di samping merek-merek Barat lainnya yang menjadi sasaran para aktivis pro-Palestina karena perang tersebut.

Perusahaan ini secara terang-terangan berusaha melawan apa yang digambarkannya sebagai “informasi palsu dan menyesatkan yang terus-menerus dibagikan tentang Starbucks” yang disebarkan secara online.

“Kami tidak punya agenda politik,” kata Starbucks. “Kami tidak menggunakan keuntungan kami untuk mendanai operasi pemerintah atau militer di mana pun, dan tidak pernah melakukannya,” lanjutnya.

Pada bulan Oktober, Starbucks juga sempat menggugat Workers United, yang telah mengorganisir pekerja di setidaknya 370 toko Starbucks di AS atas pesan pro-Palestina yang diposting di akun media sosial serikat pekerja.

Starbucks mengatakan pihaknya berusaha membuat serikat pekerja tersebut berhenti menggunakan nama dan kemiripannya, karena postingan tersebut juga menuai protes dari para demonstran pro-Israel.

Para pemboikot juga merasa perusahaan tersebut tidak memberikan dukungan yang memadai terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Starbucks Coffee

Photo :
  • BusinessInsider

Pendapatan Starbucks naik 8% ke rekor $9,43 miliar untuk periode Oktober-Desember. Namun angka tersebut lebih rendah dari perkiraan analis sebesar $9,6 miliar dan dinyatakan rugi, kemungkinan besar karena boikot yang terjadi di seluruh dunia.

Starbucks bukan satu-satunya merek yang menjadi sasaran para aktivis dan pro-Palestina.

Pihak lain menyerukan boikot terhadap McDonald’s setelah pemegang waralaba lokal di Israel mengumumkan pada bulan Oktober bahwa mereka menyediakan makanan gratis kepada tentara Israel.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya