Uni Eropa Bekukan Aset Ben Ali dan Kroninya

Zine El Abidine Ben Ali
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Sebelum Mesir bergolak, gelombang demokratisasi di kawasan Arab telah menerjang Tunisia. Presiden negara itu yang berkuasa 23 tahun, Zine al-Abidine Ben Ali akhirnya lengser.

Ben Ali, keluarga, dan para pengikutnya kabur ke luar negeri di tengah kemarahan rakyat Tunisia atas krisis ekonomi yang tidak kunjung berakhir.

Selain memburu Ben Ali dan keluarganya, aparat Tunisia juga mengejar harta kekayaan mereka yang diduga hasil korupsi dan penyelewengan. Seperti dimuat situs BBC, Uni Eropa telah membekukan aset 46 sekutu dan kerabat dekat Ben Ali serta istrinya.

Menurut pejabat Uni Eropa, keputusan itu diambul setelah dilakukan pembicaraan dengan pemerintah Tunisia. Menteri Luar Negeri Uni Eropa juga menyetujui pembekuan aset Ben Ali.

Ben Ali kini jadi buronan di negara yang pernah dipimpinnya itu. Aparat Tunisia mengeluarkan surat perintah penangkapan yang berlaku internasional --atas tuduhan mencuri uang negara secara ilegal.

Transparency International (TI) memperkirakan bahwa Ben Ali dan keluarganya mengendalikan 35 persen ekonomi Tunisia.

TI juga menuntut pihak berwenang di Paris agar membekukan semua aset milik Ben Ali dan 12 anggota keluarganya di Prancis. Mereka diyakini memiliki sejumlah rekening bank dan rumah mewah di Paris senilai 37 juta euro, apartemen di tetirahan ski Courchevel, dan sebuah vila di French Riviera.

Aset lain adalah properti senilai 1,2 juta pound sterling di Westmount, dekat Montreal, properti di Jenewa (Swiss), dan sebuah pesawat pribadi Falcon 9000, yang juga berada di Jenewa.

Selain itu muncul kabar bahwa istri Ben Ali, Leila Trabelsi, sempat menggasak emas 1,5 ton sebelum pergi meninggalkan Tunisia.

Majalah Forbes memperkirakan bahwa kekayaan Ben Ali pada 2008 senilai US$5 miliar. Namun, itu belum termasuk kekayaan keluarga istrinya, yang diyakini meraup ratusan juta dolar AS melalui jaringan bisnis yang mereka kelola, yang mirip organisasi kriminal mafia.  

**

Menkeu Sebut Jumlah Dana Pemda Mengendap di Bank Capai Rp 180,9 Triliun

Sementara itu, Menteri Pariwisata Tunisia yang baru mengumumkan pemerintah akan mengakhiri status darurat yang diberlakukan sejak 14 Januari 2011. "Kami ingin melakukannya secara bertahap, secara hati-hati, untuk memastikan keamanan yang menyeluruh bagi semua orang," kata Menteri Pariwisata, Mehdi Houass.

Kerusuhan dan gejolak politik di Tunisia telah mengakibatkan pendapatan pariwisata turun 40 persen pada Januari.

Protes di jalanan telah berakhir paska tuntutan rakyat dikabulkan, salah satunya pembersihan kroni Ben Ali dari pemerintahan. Situasi beranjak normal ditandai berubahnya travel advisory yang dikeluarkan Inggris.

Kementerian Luar Negeri Inggris mempersilakan warganya pergi ke Tunisia, namun harus berhati-hati dan peduli dengan situasi politik serta keamanan di negara itu. (art)

Menteri Sosial Tri Rismaharini

Risma Populer di Jatim tetapi Elektabilitas Khofifah Tinggi, Menurut Pakar Komunikasi Politik

Pakar komunikasi politik mengatakan sosok Menteri Sosial Tri Rismaharini cukup populer di Jawa Timur tetapi elektabilitasnya tidak setinggi Khofifah Indar Parawansa.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024