Mubarak Bertahan, Pendemo Marah

Bentrokan antara massa yang pro dan anti pemerintah Mesir
Sumber :
  • AP Photo/Ben Curtis

VIVAnews - Pernyataan Presiden Mesir Hosni Mubarak yang menolak mundur memicu kemarahan dan kekecewaan ribuan pendemo yang memenuhi jalan-jalan di di Mesir. Apalagi, Hosni melimpahkan sebagian kewenangannya kepada Wakil Presiden Omar Suleiman.

"Pergi! Pergi!" demikian teriakan emosi ribuan pendemo yang memenuhi Tahrir Square, Kairo sesaat setelah pernyataan Hosni tersebut, Kamis 10 Februari waktu setempat. Para pendemo ini hanya ingin Mubarak menyatakan dirinya mundur dari bangku kekuasaan yang sudah ia duduki selama 30 tahun.

Alih-alih pernyataan mundur, mantan jenderal berusia 82 tahun itu malah menggambarkan dirinya sebagai patriot yang akan mengawal masa transisi hingga pemilihan umum, September mendatang.

Semula, semua pendemo terdiam saat Hosni memulai pidatonya. Namun, teriakan kemarahan langsung tumpah di tengah pidato karena Mubarak menolak mundur.

Rabab Al Mahdi, profesor dari Universitas Amerika di Kairo mengatakan kepada Al Jazeera bahwa level kemarahan dan frustasi publik di lapangan Tahrir itu belum pernah terjadi sepanjang sejarah Mesir. "Ini menempatkan kami dalam situasi yang kacau dan kapan saja bisa berubah menjadi bentrok berdarah," tambahnya.

Dia menambahkan Mubarak memulai 10 menit pidatonya dengan bercerita tentang dirinya sendiri. "Sangat narsis, dan memberikan pesan bahwa dialah yang memegang kontrol. Pada akhirnya, hal ini membuat tersinggung masyarakat."

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi
Mahfud MD

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Mahfud MD, buka-bukaan mengenai langkah politik dia selanjutnya, usai pelaksanaan dari Pilpres 2024. Mengingat mantan Menkopolhukam RI tersebut bukan kader partai politik

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024