China Redam Berita Soal Mesir

Warga Mesir merayakan mundurnya Presiden Hosni Mubarak
Sumber :
  • AP Photo/Ben Curtis

VIVAnews- Di saat media massa berlomba-lomba mengulas revolusi Mesir, media China justru terlihat tenang dan tidak banyak mengangkat isu mundurnya Presiden Hosni Mubarak. Langkah ini diduga diambil untuk meredam pengaruh Mesir terhadap pergerakan di China.

Seperti dilansir dari laman Associated Press, China berusaha untuk menjaga berita revolusi Mesir agar tidak terlalu berkembang besar. Kebanyakan berita-berita di koran dan media online hanya melansir laporan dari kantor berita resmi pemerintah China, Xinhua.

Berita yang ditampilkan juga hanya sedikit mengulas masalah demonstrasi dan lebih banyak kepada usaha pemerintah memulangkan warganya yang terjebak di Mesir. Fakta-fakta dasar mengenai penyebab revolusi dan pergolakan ditampilkan dalam ulasan sekilas saja. Stasiun televisi resmi China, CCTV, juga tidak menayangkan sama sekali gambar demonstrasi di Mesir. CCTV hanya menampilkan toko-toko yang tutup dan jalanan yang kosong.

Menurut laman majalah Time, langkah China ini diambil agar pergerakan perlawanan rakyat terhadap tirani China tidak terpicu oleh revolusi Mesir. Terutama, agar peristiwa demonstrasi Lapangan Tiananmen 1989 tidak terulang kembali. Berita di China, tulis Time, hanya fokus terhadap upaya pemulangan warga dari Mesir dan bagaimana para warga berterimakasih telah dipulangkan oleh pemerintah.

Menurut Jeremy Goldkorn, pendiri dan editor Danwei.org, sebuah situs yang mengkritisi media dan internet di China, peristiwa Tiananmen kala itu terjadi pada era pergolakan politik di Eropa Timur. Diduga dua peristiwa ini berhubungan satu sama lain. Hal inilah yang membuat China takut situasi di luar negeri akan berpengaruh di China seperi kala itu.

“Ketika anda membaca kebanyakan laporan media barat, mereka kebanyakan menekankan kebencian rakyat terhadap korupsi pemerintah dan penyebab lainnya yang substansial. Di China, beritanya lebih kepada demonstrasi melawan pemerintah, kerusuhan di jalan, bank ditutup dan tentara di jalanan,” ujar Goldkorn.

Menurut Goldkorn, seharusnya pemerintah China tidak perlu takut. Perbandingan antara kasus Mesir dan China jauh berbeda, hal ini tidak akan menimbulkan pergerakan dari organisasi perlawanan maupun aktivis lainnya.

“Hal ini tidak akan menyebabkan kepanikan karena Mesir sangat berbeda. Rata-rata penduduk China tidak akan membandingkan Timur Tengah dan China,” ujar Goldkorn.

Ketertutupan China terhadap berita di Mesir ini bertolak belakang dengan pernyataan pemerintah China pada pernyataannya Sabtu usai Mubarak mengundurkan diri. “China telah mengawasi dengan seksama situasi di Mesir dan kami berharap perkembangan terbaru dapat membantu Mesir memulihkan stabilitas nasional dan ketertiban sosial secepatnya,” ujar juru bicara pemerintah, Ma Zhaoxu, pada pernyataan pers tertulisnya. (hs)

BNPB: Hujan Ekstrem Diprediksi Terjadi hingga 20 Mei, Warga Sumbar Harus Waspada
Pihak yang ajukan amicus curae kepada sidang Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Daftar yang Jadi Sahabat Pengadilan di Sidang Korupsi Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Pengadilan Tipikor pada PN Jakarta Pusat masih terus melanjutkan sidang korupsi mantan Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Karen Agustiawan. Kini, sidang tersebut justru.

img_title
VIVA.co.id
14 Mei 2024