- AP Photo/ Hussein Malla
VIVAnews - Pasukan Muammar Khadafi di Libya menyerang beberapa kilang minyak utama negara tersebut. Diduga, ini adalah cara Khadafi untuk memperingatkan pentingnya minyak Libya bagi negara-negara Eropa.
Dilansir dari laman Associated Press, pasukan Khadafi membakar dua instalasi kilang minyak di wilayah Sidra, dekat kota Ras Lanouf, Rabu, 9 Maret 2011. Menurut pantauan koresponden AP, terjadi ledakan di lokasi tersebut, disusul dengan kepulan asap tebal, akibat terbakarnya minyak.
Juru bicara kelompok oposisi, Mustafa Gheriani, mengatakan kilang minyak yang terhubung dengan jalur pipa di bawah gurun diledakkan oleh pasukan jet tempur angkatan udara Libya. Diantara yang terbakar adalah tempat penampungan minyak Libya.
Gheriani mengatakan bahwa ini adalah cara Khadafi memperingatkan negara-negara Eropa mengenai pentingnya minyak Libya. Jika kerusuhan tetap berlangsung, ujar Gheriani, maka pasokan minyak ke Eropa juga akan terganggu. “Khadafi mengira dia dapat menekan Eropa, tapi saya kira ini hanya akan menjadi senjata makan tuan,” ujar Gheriani.
Kepala perusahaan Minyak Nasional Libya, Shukri Ghanem, mengatakan ledakan di Sidra berasal dari tangki diesel kecil yang terbakar. Menurutnya, hal ini tidak akan mempengaruhi produksi dan pasokan minyak Libya.
Ras Lanouf adalah wilayah barat Libya yang dikuasai oleh para pemberontak anti Khadafi. Kekerasan di wilayah ini sedikit banyak mempengaruhi produksi minyak Libya. Untuk itu, pasukan Khadafi memusatkan penyerangan mereka ke beberapa titik minyak penting, diantaranya adalah Ras Lanouf, Sidra dan Brega.
Menurut laporan badan peneliti minyak Afrika, Africa Energy, terminal ekspor minyak di tiga lokasi ini pada puncaknya menangani sekitar 715.000 galon minyak mentah per harinya, atau sekitar 45 persen ekspor Libya.