- inmagine
VIVAnews - Dari 1.000 miliarder yang disurvei di Amerika Serikat (AS), hampir setengahnya mengaku belum merasa cukup kaya. Mereka baru berkecukupan bila memiliki aset yang bisa diinvestasikan senilai US$7,5 juta (sekitar Rp65,7 miliar).
Menurut harian The Chicago Sun-Times, Senin 14 Maret 2011, survei itu dihimpun oleh lembaga riset Fidelity Institutional Wealth Services. Menurut survei, sebanyak 42 persen dari total responden mengaku belum merasa kaya.
Gail Graham dari Fidelity Institutional Wealth Services mengatakan bahwa definisi kaya adalah merasa memiliki lebih banyak dari yang dibutuhkan. Ini mencakup kemampuan membeli barang-barang mewah dan bisa memberi uang kepada para kerabat.
"Banyak respoden adalah generasi baby boomers, yaitu yang harus menyokong orang tua dan anak-anak mereka," kata Graham.
Menurut para responden, tabungan hari tua merupakan faktor utama yang mengkhawatirkan mereka. Empat dari sepuluh responden mengatakan bahwa memiliki cukup uang untuk mendukung gaya hidup setelah pensiun merupakan fokus utama mereka.
Fidelity lalu bertanya kepada para respoden yang belum puas, berapa nilai minimum kekayaan yang diperlukan untuk membuat mereka merasa aman. Jawabannya rata-rata adalah US$7,5 juta.
Sebanyak 64 persen respoden survei Fidelity, seperti yang dikutip stasiun berita TVNZ, juga menyatakan bahwa mereka sangat peduli dengan dampak perubahan pajak atas investasi mereka. Para responden pun rata-rata akan menggunakan jasa konsultan investasi untuk menghadapi perubahan pajak itu.
Survei tahunan Fidelity itu juga mengungkapkan bahwa para miliarder rata-rata saat ini sudah mulai optimistis atas ekonomi AS ketimbang dua tahun lalu.
Sinyal PKB Merapat ke Prabowo, Presiden PKS: Kita Hormati Keputusan Pak Muhaimin
Muhaimin Merapat ke Prabowo, Presiden PKS: Kita Hormati Keputusan Pak Muhaimin
