PM Terpilih Thailand Ini Anak Baru di Politik

Yingluck Shinawatra , Perdana Menteri terpilihThailand
Sumber :
  • AP Photo/ Wason Wanichkorn

VIVAnews - Yingluck Shinawatra akan segera berstatus perempuan pertama yang menjadi perdana menteri bagi Thailand setelah Minggu kemarin menang pemilu. Namun, siapa sangka dia masih hijau di gelanggang politik, bahkan ini kali pertama dia terjun ke kancah perebutan kekuasaan.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Wanita cantik 44 tahun ini dilaporkan belum pernah sekalipun menduduki posisi sebagai pegawai publik maupun aktif dalam kegiatan partainya, partai Pheu Thai. Yingluck yang memiliki dua gelar dari universitas Thailand dan Amerika Serikat ini sebelumnya adalah direktur pelaksana sebuah perusahaan telekomunikasi besar di Thailand.

Dilansir dari stasiun berita Aljazeera, Yingluck menuai kritik dari berbagai tokoh politik karena pengalamannya yang sedikit tersebut. Dia dikatakan hanya mendompleng nama besar kakaknya, Thaksin Shinawatra. Kendati Thaksin kini buron, namun dia memiliki pengaruh kuat dan pendukung yang tidak sedikit di kalangan rakyat pedesaan yang rindu kebijakan populisnya ketika menjabat Perdana Menteri 2001-2006 lalu.

Kritik dianggap angin lalu, Yingluck tetap menjadi calon utama Phue Thai untuk maju sebagai calon perdana menteri melawan Abhisit Vejjajiva dari partai Demokrat.

Sebanyak 94 persen surat suara telah dihitung, namun penghitungan sementara sudah menunjukkan Phue Thai menang telak atas Partai Demokrat sehingga berstatus mayoritas mutlak di parlemen.

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Benahi Ekonomi

Yingluck mengatakan tugas utamanya ketika menjabat nanti adalah membenahi perekonomian Thailand, terutama mempersempit jurang antara kaya dan miskin di Thailand. "Hal pertama yang akan saya lakukan adalah membantu perekonomian rakyat," ujar Yingluck.

Upaya rekonsiliasi antara masyarakat Thailand yang terpecah juga menjadi agenda utama ketika nanti memimpin. Rakyat Thailand yang terbelah dua antara pendukung dan penentang Thaksin atau yang dikenal dengan massa Kaos Merah dan Kaos Kuning, dikatakan akan menjadi penghalang dalam upaya perbaikan ekonomi.

"Banyak hal yang harus diselesaikan untuk membuat rekonsiliasi tercapai, yang nantinya akan menjadi landasan kokoh bagi berkembangnya negara ini," tegas Yingluck.

Partainya dikatakan masih menerima pengaruh kuat dari Thaksin yang diduga memberikan wejangan dari jauh. Ditanya apakah pada kepemimpinannya Thaksin akan memperoleh keuntungan, Yingluck mengatakan pemerintahnya akan memprosesnya sesuai dengan hukum yang berlaku.

"Saya tidak dapat melakukan sesuatu yang khusus untuk kakak saya. Kami tetap akan melakukan semuanya sesuai hukum yang berlaku," ujarnya. (ren)

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi
Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024