VIVAnews - Badan Amerika Serikat untuk Pembangunan Internasional mengungkapkan bahwa Indonesia bisa menjadi model pembangunan bagi banyak negara berkembang. Di sejumlah daerah di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat makin dilibatkan dalam pembangunan di sektor pendidikan dan kesehatan.
Penilaian itu disampaikan Wakil Kepala USAID untuk kawasan Asia, Nisha Biswal. "Dalam berbagai hal, Indonesia merupakan laboratorium kesuksesan yang dapat dicontoh di banyak tempat di dunia," kata Biswal dalam jumpa pers di Jakarta, 14 September 2011.
"Jadi dalam menjalin hubungan dan program-program kami di Indonesia, kami juga berupaya mengindentifikasi tantangan-tantangan yang muncul pada misi kami di Asia, Afrika, dan Timur Tengah," kata Biswal. Dia menuntaskan lawatan selama empat hari di Indonesia, yang baru kali ini dia kunjungi.
Itulah sebabnya, kata Biswal, Indonesia merupakan salah satu kunci bagi penerapan misi USAID di penjuru dunia. Contohnya, mantan Direktur Misi USAID di Indonesia, Walter North, kini ditugaskan di Kairo, Mesir. "Itu karena pengetahuan dan pengalaman tugas beliau di Indonesia yang bisa diterapkan di penempatannya sekarang ini di Timur Tengah mengingat kawasan itu tengah mengalami masa transisi yang penting," kata Biswal.
Menurut pemantauan USAID, banyak kemajuan yang dicatat Indonesia, terutama pertumbuhan ekonominya yang mengagumkan. "Namun kita menyadari bahwa distribusi hasil pertumbuhan ke penjuru negeri masih menjadi tantangan, begitu pula dalam mendistribusikan layanan bagi masyarakat secara adil dan merata di tingkat daerah. Maka kami berupaya membantu terutama dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan tata pemerintahan," kata Biswal, yang sebelumnya bertugas di Komisi Anggaran DPR AS.
Bantu Pendidikan
Pendidikan, menurut Biswal, merupakan salah satu elemen penting dalam peningkatan kapasitas itu. Maka untuk sektor ini USAID membantu memperbaiki sistem manajemen sekolah di Indonesia. Sistem ini melibatkan partisipasi yang lebih intensif dari orangtua murid di Komite Sekolah untuk mengawasi dan membantu kualitas belajar mengajar.
"Jadi ini bisa membantu sekolah dan pihak berwenang di tingkat kabupaten/kecamatan untuk peningkatan kapasitas sesuai dengan kurikulum dan standar yang sudah ditetapkan pemerintah setempat," kata Biswal. Melalui program USAID, AS menyalurkan bantuan senilai US$45,5 juta untuk mendukung program pendidikan dasar dan tinggi di Indonesia.
Direktur baru USAID di Indonesia, Glenn Anders, mengungkapkan bahwa mereka telah membantu sekitar 1.500 sekolah di Indonesia dalam membantu pendidikan dasar yang terdesentralisasi. Salah satu sekolah yang mendapat perhatian adalah SD Negeri 02 Sidoarjo, Jawa Timur.
"Bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, kami berupaya meningkatkan murid dengan penerapkan pembelajaran yang aktif di kelas dan perbaikan manajemen sekolah," kata Anders.
Di bidang kesehatan, USAID mencatat bahwa program yang terbilang sukses adalah dukungan bagi program nasional pengentasan tubercolosis (TBC). "Keberhasilan program di Indonesia ini bisa diterapkan di negara-negara lain," kata staf USAID.
Program USAID ini, menurut Anders, merupakan bagian dari komitmen jangka panjang AS dalam mempererat hubungan bilateral dengan Indonesia. Tahun lalu USAID menganggarkan lebih dari US$200 juta untuk mendukung pembangunan di Indonesia pada lima bidang: pendidikan, demokrasi dan tata pemerintahan, lingkungan hidup, kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi. (umi)
Profil Dio Novandra, Pacar Megawati Hangestri yang Dikenalkan ke Para Pemain Red Spark
Momen Megawati Hangestri mengenalkan pacarnya, Dio Novandra Wibawa ke pemain Red Sparks tengah menjadi sorotan pecinta voli Indonesia.
