- Reuters / Khaled Abdullah
VIVAnews - Bentrokan antara pasukan keamanan dan demonstran anti Presiden Ali Abdullah Saleh memasuki hari ketiga pada Selasa 20 September 2011. Dilaporkan, sedikitnya 50 orang tewas dan ratusan lainnya terluka sejak bentrokan dimulai Minggu lalu.
Saksi mata menyatakan, para penembak yang loyal pada Presiden Ali Abdullah Saleh terus menembaki demonstran anti pemerintah di kota Sanaa, sebagaimana dilansir dari laman Aljazeera. Tentara pemerintah dan penembak jitu di gedung-gedung sekitar juga menembaki para demonstran serta orang-orang yang lewat di Lapangan Perubahan, yang menjadi basis kelompok anti pemerintah.
Beberapa jam setelah itu, para demonstran dan tentara pembelot menyerbu markas elit Garda Republik, pasukan elit loyalis Saleh. Tidak sampai terjadi bentrokan dalam kejadian tersebut karena para pasukan elit telah meninggalkan markas dan juga senjata mereka.
Wakil Menteri Penerangan Yaman Abdu al-Janadi menampik tuduhan bahwa pemerintah sengaja merencakan penyerangan terhadap para demonstran. Ia menuduh pihak-pihak yang disebutnya sebagai penyerang tak dikenal sebagai dalang dibalik kekacauan.
"Serangan ini dipersiapkan pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk membuat korban jatuh sebanyak mungkin. Kejadian ini adalah plot untuk melawan rakyat Yaman," ujarnya.
Bentrok antara pasukan keamanan dan puluhan ribu penduduk sipil terjadi sejak Minggu. Awalnya, korban tewas dilaporkan mencapai 28 orang dan korban luka sebanyak lebih dari 100 orang. Namun laporan terbaru dari berbagai rumah sakit mengatakan korban tewas mencapai sedikitnya 50 orang dalam dua hari bentrokan.
Selasa pagi waktu setempat, suara senapan mesin dan ledakan masih terdengar di beberapa bagian kota Sanaa. Pada peristiwa ini, dilaporkan sedikitnya dua orang terbunuh dan lima lainnya luka-luka akibat roket yang menghantam perkemahan demonstran.
Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024
Mahfud MD, buka-bukaan mengenai langkah politik dia selanjutnya, usai pelaksanaan dari Pilpres 2024. Mengingat mantan Menkopolhukam RI tersebut bukan kader partai politik
