Ini Skenario Terburuk Jepang Pasca Tsunami

Mantan PM Jepang, Naoto Kan
Sumber :
  • REUTERS/Toru Hanai

VIVAnews - Saat tsunami dan gempa bumi melanda Jepang pada 11 Maret 2011 lalu, pemerintah Jepang rupanya sempat dihadapkan pada sebuah skenario yang mungkin terjadi bila keadaan memburuk. Hal ini diakuiĀ  mantan Perdana Menteri Jepang Naoto Kan dalam sebuah wawancara.

Dilansir dari kantor berita Kyodo News, 19 September 2011, Kan mengatakan bahwa skenario terburuk yang mungkin dihadapi pemerintah Jepang adalah mengevakuasi 30 juta penduduk di area Tokyo metropolitan. "Di saat genting seperti itu, saya tak yakin Jepang masih tetap bisa berdiri sebagai sebuah negara," ujar Kan.

Zona evakuasi mencakup wilayah dengan radius 200 hingga 250 kilometer dari reaktor nuklir Fukushima unit 1. Kan juga mengakui bahwa Jepang belum siap menghadapi dampak yang ditimbulkan gempa sebesar 9 skala Richter kala itu.

"Kami tidak pernah memperkirakan akan terjebak dalam situasi dimana gempa, tsunami, dan kebocoran reaktor nuklir terjadi dalam waktu yang bersamaan," ungkap Kan, seperti dikutip stasiun berita CNN.

Ibu dan Dua Anak Tertimbun Longsor di Garut, Petugas Kesulitan Lakukan Evakuasi

Dinilai Lambat

Baginya, saat itu tak ada tempat aman di sekitar lokasi. Kan dinilai lambat dalam melakukan upaya pemulihan pasca bencana. Akibatnya, popularitas Kan beserta partainya anjlok. Hal ini memaksa Kan untuk mengundurkan diri sebagai kepala negara dan ketua partai.

Ketika terjadi krisis nuklir di Fukushima, ratusan ribu orang dievakuasi di radius 30 km dari lokasi. Hingga hari ini kondisi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi belum juga membaik.

Hingga awal bulan ini, lebih dari 75 ribu penduduk yang tinggal dalam radius 20 kilometer dari reaktor nuklir masih belum diperkenankan kembali ke kediaman masing-masing karena tingkat radiasi yang masih tinggi. (ren)

Menlu Singapura Bertemu Jokowi di Istana Negara, Ini yang Dibahas
[Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers APBN KITA Edisi April 2024, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 26 April 2024]

Sri Mulyani Ungkap APBN Surplus Rp 8,1 Triliun hingga Maret 2024

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, kinerja APBN sampai dengan Maret 2024 tetap sesuai dan berada dalam track-nya.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024