SMS Santri Indonesia di Yaman

"Mereka Menyerang dengan Mortir dan Peluru"

Pesantren Darrul Hadist di Sa'dah, Yaman
Sumber :
  • Youtube

VIVAnews - Peluru masih belum berhenti berdesing di Dammaj, di sekitar pesantren Darrul Hadist, Yaman. Santri-santri salafi dari seluruh dunia, termasuk Indonesia, dikepung kelompok Syiah al-Houthi. Menurut para santri, kelompok pemberontak mengkhianati gencatan senjata yang telah disepakati.

Menurut salah seorang santri asal Indonesia di Darrul Hadist bernama Abu Fairuz Abdurrohman bin Sukaya Al Qudsi, ketegangan dengan pasukan al-Houthi kembali dimulai sejak akhir Oktober lalu. Kala itu terjadi perundingan antara Gubernur Provinsi Sa'dah dengan militan al-Houthi untuk membuka akses jalan gunung yang mereka kuasai.

MIC Kembali Hadir Meriahkan Hari KI Sedunia Ke-24 Tahun 2024

Kelompok al-Houthi meminta agar gunung Baroqoh dan Thullab yang dikuasai masyarakat Dammaj untuk dikosongkan. Timbal baliknya, al-Houthi akan membuka blokade jalan menuju gunung Shomma yang mereka kuasai. Ketiga gunung ini berada mengelilingi Dammaj, mengepung warga.

"Thullab (santri) dan masyarakat menolak keras tuntutan itu dan bertekad pertahankan sampai mati," kata Abu Fairuz dalam SMSnya tertanggal 27 Oktober 2011, yang dipublikasikan di blog assalafy-alhaq.blogspot.com dan situs Isnad.NET.

Sejak saat itu terjadi beberapa kali bentrokan bersenjata antara pasukan al-Houthi dengan para santri yang dibantu oleh masyarakat Dammaj. Santri dan warga dikepung oleh militan pemberontak yang menguasai beberapa gunung. Mereka ditembaki dan persediaan makanan dan listrik semakin menipis.

"Seharian ini kami ditembaki mereka dari berbagai arah. Mayoritas gunung memang mereka kuasai. Thullab berusaha perdalam parit dan perbanyak karung-karung pasir untuk perlindungan jalan, terutama bagi wanita dan anak-anak," tulis SMS Abu Fairuz tanggal 7 November 2011.

Tanggal 11 November 2011 pemerintah Yaman mengumumkan gencatan senjata yang disepakati baik rakyat Dammaj dan pemberontak al-Houthi. Namun, Abu Fairuz mengatakan, pemberontak berkali-kali mengkhianati perjanjian. Banyak korban berjatuhan dari kedua belah pihak.

Sabtu, 26 November 2011, mereka dihujani bom sejak pukul 11 pagi hingga magrib waktu setempat. Dengan persenjataan seadanya, para santri membalas serangan. Pada hari ini, Syekh Yahya, pemimpin Darrul Hadist, mengumumkan kewajiban jihad. Hari ini pula, dua orang santri asal Indonesia meregang nyawa.

"Tiga pelajar yang Insya Allah telah menjemput syuhada, dua dari Indonesia dan satu dari Malaysia," kata Abu Fairuz.

Menurut SMS Abu Fairuz Minggu, 27 November 2011, total 24 santri dan 150 pemberontak tewas. Peperangan terus terjadi dalam beberapa hari ke depan. Ratusan pemberontak dan belasan santri tewas.

“Mohon do’anya, malam ini sejak pukul 22.00 (waktu Dammaj) tadi Syiah menyerang Dammaj lagi dengan mortir dan rentetan peluru dari arah Waton dekat madrosah dan puskesmas, baku tembak semakin dahsyat,” ujar Abu Fairuz dalam SMSnya Selasa, 29 November 2011.

Pada Rabu, para santri melakukan pembicaraan via telepon dengan perwakilan dari KBRI di Sanaa. Mereka membujuk para santri untuk evakuasi, namun menolak dengan alasan tindakan yang mereka lakukan adalah jihad dan mereka siap mati syahid.

"Kami hargai perhatian dan tugas mereka, tapi kami ada kewajiban yang lebih besar untuk pertahankan markiz (pesantren) yang setia pada pemerintah ini dari serangan pemberontak rofidhoh (Syiah)," kata Abu Fairuz.

VIVAnews tidak diperkenankan menghubungi Abu Fairuz maupun santri Indonesia lainnya di Dammaj karena situasi mereka yang tidak memungkinkan. Menurut Hasan, pengelola situs Isnad.NET, para santri kesulitan daya listrik sehingga sambungan telepon akan menguras baterai handphone yang sangat mereka perlukan. (eh)

wawancara Ketum PSSI, Erick Thohir dengan Aljazeera

Erick Thohir Beberkan 'Kunci Sukses' Timnas Indonesia ke Media Asing

Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir membeberkan kunci keberhasilan Timnas Indonesia tampil impresif dalam melakoni sejumlah laga di Piala Asia U-23 2024 Qatar.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024