- Reuters/Cheryl Ravelo
VIVAnews - Dalam jangka waktu lima hari, terhitung sejak Kamis kemarin, Gloria Macapagal Arroyo harus pindah tempat perawatan, dari rumah sakit mewah ke rumah sakit milik pemerintah. Sebagai tersangka kasus kecurangan pemilu, mantan Presiden Filipina itu tidak bisa bergerak bebas karena harus diadili.
Bahkan, dia dilarang memakai komputer dan ponsel. Pengacara Arroyo mempertanyakan larangan itu, karena tanpa komputer dia tidak bisa bekerja. Kendati terbaring sakit, Arroyo tetap menjadi anggota DPR mewakili suatu distrik di Provinsi Pampanga.
"Klien saya masih bisa membaca dan mengirim surel berisi idenya untuk pemilu mendatang. Meskipun dia sekarang sedang sakit, klien saya tetap ingin menjalankan kewajibannya sebagai perwakilan distriknya," ungkap pengacara Arroyo, Ferdinand Topacio, seperti dimuat CBS News pada Jumat 2 Desember 2011.
Topacio juga menekankan, tak peduli apapun kata orang, Arroyo adalah seorang wanita yang giat bekerja dan memiliki etos kerja yang kuat. "Dia selalu mengusahakan yang terbaik dalam pekerjaannya," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Filipina Jesse Robredo menyatakan mantan presiden Flipina itu diberi batas waktu lima hari untuk dipindah dari rumah sakit swasta ke rumah sakit pemerintah, serta dilarang membawa ponsel dan komputer. Langkah ini diambil untuk memastikan tak ada perlakuan istimewa bagi Arroyo.
Sementara itu, Topacio mengatakan akan berjuang memperpanjang tenggat waktu pemindahan Arroyo jika dinyatakan masih sakit. Ia juga meminta pemerintah Flipina menanggapi klaimnya tentang adanya usaha pembunuhan terhadap Arroyo.
Antasari Azhar Ucapin Selamat ke Prabowo-Gibran: Semoga Komitmen Berantas Korupsi
Mantan Ketua KPK, Antasari Azhar mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2024 terpilih.
