- REUTERS/Zoubeir Souissi
VIVAnews - Tunisia hari ini resmi melantik Moncef Marzouki sebagai presiden baru. Ini merupakan salah satu kemajuan di Tunisia setelah mereka sukses menggelar pemilu yang bebas dan terbuka usai terjungkalnya era kediktatoran Zine El Abidine Ben Ali Januari lalu. Selain presiden, pekan ini Tunisia juga memiliki perdana menteri dan kabinet baru.
Menurut kantor berita Reuters, Marzouki diambil sumpah sebagai presiden di Majelis Konstituante di Ibukota Tunis. Marzouki merupakan mantan pembangkang yang pernah dipenjara dan kemudian sempat mengungsi karena menentang rezim Ben Ali, yang berkuasa dari 1987 hingga terguling pada Januari 2011. Ben Ali dan keluarga telah kabur ke Arab Saudi.
Terpilihnya Marzouki sebagai presiden baru ini berkat kemenangan partai Islam yang pernah dilarang oleh rezim Ben Ali, Ennahda, pada pemilu lalu. Dipimpin oleh Rachid Ghannouchi, Ennahda walau tampil sebagai pemenang mutlak pemilu berjanji akan mewujudkan pemerintahan yang sekuler dengan memperhatikan kepentingan semua golongan.
Itulah sebabnya Ennahda berencana membentuk pemerintahan koalisi dengan partai-partai lain. Setelah memilih presiden, Tunisia Rabu esok akan memiliki perdana menteri baru. Kemungkinan besar Presiden Marzouki meminta Sekretaris Jenderal Ennahda, Hamadi Jbeli, sebagai perdana menteri. Setelah itu Jbeli bisa membentuk kabinet dalam beberapa hari berikut.
Ennahda akan mendapat jatah sejumlah pos strategis di kabinet, diantaranya menteri luar negeri dan menteri dalam negeri. Namun, untuk pos menteri keuangan akan menjadi jatah mitra koalisi Ennahda, yaitu Partai Ettakatol yang berhaluan kiri. Mitra koalisi Ennahda lainnya mendapat posisi menteri reformasi pemerintahan.
Menggantikan presiden sementara Fouad Mebazza, Marzouki akan menjabat sebagai kepala negara selama setahun, atau setelah Tunisia sudah siap dengan konstitusi yang baru. Kemudian akan digelar pemilu lagi.
Tunisia menjadi negara pertama yang dilanda gelombang revolusi negara-negara Arab tahun ini. Setelah Ben Ali kabur, dunia menyaksikan tumbangnya Presiden Hosni Mubarak dari Mesir, yang tengah diadili, dan Muammar Khadafi, yang tewas mengenaskan di tangan rakyatnya sendiri. Yaman dan Suriah pun tengah bergejolak.
Khofifah Tak Setuju Wacana Kemensos dan KemenPPPA Digabung
Mantan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan dirinya tidak setuju dengan wacana penggabungan Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kementerian Pemberdayaan
