Inggris Tidak Rela Skotlandia Berpisah

PM Inggris David Cameron
Sumber :
  • REUTERS/Toby Melville

VIVAnews - Pemerintah Britania Raya (Inggris) mencoba mempertahankan kedaulatan mereka di wilayah Skotlandia dengan cara dialog. Perdana Menteri Inggris, David Cameron, Minggu kemarin mengundang Menteri Besar Skotlandia, Alex Salmond, terkait rencana referendum kemerdekaan, yang menyebabkan wilayah tersebut bisa berpisah dari Inggris.

Seperti diberitakan Reuters, Senin 16 Januari 2011, permintaan Cameron ini disampaikan oleh juru bicaranya di London. Belum ada tanggal pasti dan apakah ada jawaban dari Salmond mengenai undangan tersebut.

"Perdana menteri menyatakan akan sangat senang bertemu Alex Salmond dan pertemuan akan direncanakan dalam beberapa hari ke depan," kata juru bicara Cameron.

Undangan Cameron menyusul rencana Salmond, Menteri Besar Skotlandia, pekan lalu untuk mengadakan referendum kemerdekaan pada 2014 mendatang. Jika disetujui, bukan tidak mungkin Skotlandia akan terpisah dari Britania Raya dan menjadi negara sendiri. Jika demikian, persatuan antara Inggris dan Skotlandia yang sudah terjalin 300 tahun akan terputus.

Pemerintahan Cameron mengatakan bahwa pemerintahan lokal Skotlandia tidak berhak menentukan referendum. Menurut konstitusi, referendum hanya dapat digelar atas persetujuan parlemen di London.

Jikapun akan diselenggarakan, Cameron menyarankan referendum digelar secepatnya agar tidak menimbulkan ketidakpastian di Skotlandia. untuk isi referendum, London menyarankan agar hanya ada dua pilihan, yaitu "iya" atau "tidak." Peserta referendum adalah seluruh rakyat Inggris.

Salmond yang juga merupakan ketua Partai Nasional Skotlandia (SNP) tidak menyetujui hanya ada dua opsi. Dia menyarankan ada opsi ketiga, yaitu otonomi fiskal penuh. Opsi ketiga ini menafikan kemerdekaan dari inggris, tapi memperoleh bagian yang lebih besar dari keuntungan wilayah.

Alyn Smith, anggota parlemen Eropa untuk Skotlandia yang juga anggota SNP, dalam Financial Times mengatakan bahwa Skotlandia perlu kemerdekaan demi masa depan. Dengan kemerdekaan, ujarnya, Skotlandia akan lebih makmur.

"Kami perlu kemerdekaan untuk meningkatkan kualitas hidup di Skotlandia, mengatasi permasalahan ekonomi yang sudah mengakar dan menempatkan diri kami lebih mantap di organisasi supranasional seperti PBB dan Uni Eropa," kata Smith.

Disetujui Rakyat Inggris


Rencana kemerdekaan Skotlandia didukung oleh banyak rakyat Inggris. Menurut survey yang dilakukan oleh beberapa lembaga riset menunjukkan, justru warga Inggris yang lebih mendukung kemerdekaan ketimbang rakyat Skotlandia.

Menurut lembaga riset ICM yang diterbitkan di Sunday Telegraph Minggu kemarin, 43 persen warga di Inggris menyetujui kemerdekaan Skotlandia, sementara 32 persen sisanya tidak setuju.

Terpopuler: Indonesia U-23 Fenomenal, Ernando Ari Kepikiran Arkhan Fikri

Sebaliknya, menurut survey the Mail hanya 26 persen rakyat Skotlandia ingin kemerdekaan, sementara 46 persen tetap ingin bergabung dengan Inggris. Sebanyak 28 persen sisanya belum menentukan. (ren)

Pimpinan Ponpes Tajul Alawiyyin, Habib Bahar bin Smith

Top Trending: Habib Bahar Akui Kemenangan Prabowo Gibran hingga Seorang Ulama Kritik Nabi Muhammad

Artikel top trending pertama yakni mengenai Akui Kemenangan Prabowo-Gibran, Habib Bahar: Saya Ambil Hikmahnya PDIP Nyungsep tengah disorot oleh para pembaca

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024