- REUTERS/Roula Naimeh
VIVAnews - Pemerintah Suriah mengancam akan mengusir paksa kaum oposisi dari kota Homs yang selama ini menjadi basis mereka. Bahkan, mereka telah mengambil tindakan untuk mengintimidasi para aktivis di kota yang sudah empat minggu dibombardir itu.
Menurut The Washington Post, Rabu 29 Februari 2012, pasukan pemerintah tampak berkumpul di luar distrik Baba Amr, Homs. Hal ini membuat para aktivis cemas akan kemungkinan terjadinya invasi yang dapat membahayakan nyawa ribuan penduduk.
"Baba Amr akan berada di bawah kendali penuh dalam beberapa jam ke depan, dan kami akan "membersihkan" pasukan bersenjata dari sana," demikian bunyi pernyataan dari pihak berwenang seperti dimuat Washington Post.
Perhatian masyarakat dunia tertuju pada Homs setelah beberapa jurnalis asing gugur atau terjebak di sana. Marie Covin dari Amerika Serikat dan Remi Ochlik dari Prancis adalah dua jurnalis yang tewas Rabu pekan lalu saat bertugas di Homs setelah tempat mereka tinggal terkena roket pasukan pemerintah.
PBB mencatat, korban tewas warga sipil di Suriah telah mencapai lebih dari 7.500 orang sejak demonstrasi menentang Presiden Suriah Bashar Al-Assad dimulai Maret tahun lalu.
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton bahkan menyebutkan, Assad pantas disebut sebagai penjahat perang. Namun, mengajukan tuntutan terhadapnya mungkin menghambatnya untuk meletakkan kekuasaan. (sj)