Demi Persatuan, PM Palestina Minta Mundur

VIVAnews - Perdana Menteri Otoritas Palestina di Tepi Barat, Salam Fayyad, mengajukan permohonan mengundurkan diri, Sabtu 7 Maret 2009. Fayyad mengatakan ia akan langsung melepaskan jabatannya paling lambat akhir bulan ini begitu pemerintahan baru Palestina gabungan kelompok Fatah dan Hamas terbentuk.

"Saya mundur untuk mendukung upaya pembentukan pemerintahan gabungan yang akan menyatukan Palestina," kata Fayyad di Ramallah, Tepi Barat. Dalam beberapa tahun terakhir, kekuatan politik Palestina terpecah menjadi dua bagian.

Kelompok yang didirikan mendiang mendiang Yasser Arafat dan kini dipimpin Presiden Mahmoud Abbas memerintah Tepi Barat, yang berada di sebelah timur Israel dan sebelah Barat Yordania. Sedangkan Hammas, yang dianggap negara-negara Arab dan Barat sebagai kelompok radikal, menguasai Jalur Gaza, yang berada di sebelah barat Israel.  

Kelompok militan Hamas sendiri telah berkali-kali meminta Fayyad mundur. Namun Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan ia akan menunjuk Fayyad kembali menjadi perdana menteri jika Hamas dan Fatah gagal bernegosiasi.

Usai Bunuh Rini dan Gasak Rp43 Juta, Uangnya Dipakai Arif Beli Koper hingga Biaya Resepsi Nikah

Pembicaraan rekonsiliasi Fatah dan Hamas akan dilanjutkan pekan ini di Kairo, Mesir. Kedua pihak mengaku optimis mengenai pembagian kekuasaan Palestina.

Kesepakatan persatuan sebelumnya menemui jalan buntu, namun saat ini Hamas dan Fatah sama-sama perlu bekerja sama. "Setiap orang membutuhkan kepastian," kata pejabat Hamas, Ahmed Yousef. 

Setelah serangan militer Israel ke Gaza, awal 2009 lalu, Hamas membutuhkan Fatah untuk mendapat dana asing untuk membangun Gaza. Pekan lalu, negara-negara donor menjanjikan dana US$ 5,2 miliar untuk pemulihan Gaza melalui pemerintahan di Tepi Barat.

Di lain pihak, Fatah memerlukan Hamas untuk menjaga stabilitas politik. Setelah empat tahun menjabat, Abbas kehilangan banyak dukungan karena keragu-raguannya dalam hal perang Gaza dan kegagalannya dalam pembicaraan perdamaian dengan Israel. (AP)

Warga Malaysia menerima suntikan vaksin AstraZeneca di Kuala Lumpur.

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca Berikan Efek Samping Cedera Serius Hingga Kematian

Para pengacara berpendapat bahwa vaksin AstraZeneca-Oxford cacat dan kemanjurannya sangat dilebih-lebihkan, sebuah klaim yang dibantah keras oleh AstraZeneca.

img_title
VIVA.co.id
3 Mei 2024