Sekjen ASEAN: Isu Laut China Selatan Rumit

Kepulauan Spratly di Laut China Selatan.
Sumber :
  • REUTERS/Rolex Dela Pena/Pool

VIVAnews - Sekretaris Jenderal ASEAN yang baru, Le Luong Minh, bertekad memperkuat soliditas sesama anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara itu atas sejumlah isu penting. Salah satunya adalah sikap yang solid dalam mempercepat penyelesaian sengketa teritorial antara beberapa negara ASEAN dengan China atas pulau-pulau di Laut China Selatan.

Menurut Minh, penanganan isu ini termasuk dari upaya mewujudkan integrasi ASEAN--yang saat ini beranggotakan sepuluh negara--di bidang politik dan keamanan. Bersama dengan sektor ekonomi dan sosial-budaya, integrasi itu ditargetkan terwujud pada 2015.

Soal masalah di Laut China Selatan, dia mengakui saat ini memasuki perkembangan yang rumit. Namun, dia mengingatkan bahwa selama ini sudah ada beberapa perangkat mekanisme penyelesaian konflik dengan China menyangkut sengketa di Laut China Selatan.

"Mengingat kemajuan yang tercermin dalam kesepakatan ASEAN dan China atas Pedoman Impelementasi Deklarasi Tata Laku Pihak-pihak yang berkepentingan di Laut China Selatan (DOC), enam poin Prinsip atas Laut China Selatan dan Kesepakatan Bersama ASEAN-China pada Peringatan 10 Tahun DOC, maka ASEAN harus mempercepat upaya-upaya negosiasi tahap awal dengan China demi mencapai penuntasan awal Tata Perilaku atas Laut China Selatan," kata Minh.

Namun, saat ditanya para wartawan, Minh belum bisa memastikan kapan negosiasi tahap awal itu bisa diwujudkan. Soal isu Laut China Selatan itu diutarakan Minh setelah mengikuti acara Serah Terima Jabatan Sekretaris Jenderal ASEAN dari pendahulunya, Surin Pitsuwan. Acara berlangsung di Sekretariat ASEAN di Jakarta, 9 Januari 2013.

Nathan Tjoe-A-On Paling Dipuji Netizen, Marselino Ferdinan Jadi Sasaran Kritik

Belum Kompak

VIVAnews mencatat, selama ini para anggota ASEAN belum bisa untuk bersama-sama segera bernegosiasi dengan China soal sengketa teritorial itu. Bahkan sesama anggota ASEAN masih belum kompak soal masalah ini saat mereka gagal menghasilkan keputusan bersama pada Pertemuan Tingkat Menlu di Kamboja, yang menjadi Ketua ASEAN tahun lalu.

Namun, perpecahan itu bisa diatasi saat Indonesia mengutus Menlu Marty Natalegawa melalui diplomasi ulang-alik ke sesama anggota ASEAN sehingga mereka menyepakati enam poin prinsip atas Laut China Selatan.

Sengketa Laut China Selatan itu selama ini melibatkan China dengan sejumlah negara pesisir di Asia Tenggara, yaitu Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam. Tahun lalu, China sempat bersitegang dengan Vietnam dan Filipina soal masalah itu.

Terpopuler: Jogja Fashion Week 2024 Kembali Digelar hingga Fakta Vaksin AstraZeneca Bikin Geger
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan [dok. Kemenko Marves]

RI Dibayangi Meningkatnya Persaingan Global, Luhut: Tak Ada yang Bisa Mendikte Kita

Menko Luhut tegaskan, Indonesia tidak perlu khawatir dengan ketatnya persaingan ekonomi global saat ini.

img_title
VIVA.co.id
4 Mei 2024