Sumber :
VIVAnews -
Seorang mantan tentara Amerika Serikat berangkat ke Suriah dan bergabung dengan kelompok militan pemberontak di negara tersebut. Dia adalah satu dari banyak kelompok mujahidin Barat yang membantu perjuangan menggulingkan rezim Bashar al-Assad.
Eric Harroun, 30, asal Phoenix, dijuluki oleh para pemberontak di Suriah dengan sebuah "Orang Amerika". Di akun Facebook dan Youtube, Harroun aktif memberitakan kegiatannya dalam memerangi tentara Assad yang kadang ditingkahi oleh pembunuh bayaran dari sekte Syiah Allawi, Shabiha.
"Bersiap untuk menghabisi tentara Bashar Al-Assad dan para Shabiha," kata dia dalam sebuah foto, sambil di mulutnya terselip sebatang rokok, menggenggam senapan sniper.
Dalam akun Facebooknya, terlihat Eric memegang banyak senjata. Mulai dari pistol, senapan, mortir, dan persenjataan berat lainnya. Dia mendeskripsikan diri sebagai Muslim Sunni di Facebook dan mengaku membenci Israel dan Zionis. "Zionis yang baik hanya yang sudah mati," ujarnya, dilansir Daily Mail.
Ayahnya, Darryl Harroun, mengaku keberatan anaknya berangkat ke Suriah. Dia bersiap untuk setiap kemungkinan terburuk, termasuk mendengar kabar kematian anaknya.
Baca Juga :
Menhub Pede Bandara Jenderal Besar A.H. Nasution Bakal Pacu Potensi Ekonomi di Mandailing Natal
Baca Juga :
Kelompok Muslim AS Kecam Universitas di New York atas Penangkapan Mahasiswa Pro Palestina
Awalnya Eric bergabung dengan Brigade Amr bin Ash. Namun sejak akhir bulan lalu, Eric telah bergabung di kelompok militan an-Nusra yang berafiliasi dengan Al-Qaeda. "Bergabung dengan kelompok ini tidak mudah. Perlu keberanian dan kecerdasan," kata dia.
Kabar bergabungnya Eric ke kelompok itu menambah galau keluarganya. "Saya tahu suatu saat nanti kami akan mendapatkan pesan dari sana, mengabarkan bahwa anak saya telah tewas," kata Darryl.
Eric adalah satu dari banyak orang di Barat yang bergabung dengan pejuang Suriah. Ratusan di antara mereka berasal dari Eropa. Pemerintah Belanda bahkan telah mengantisipasi kepulangan para mujahidin dengan
Halaman Selanjutnya
Awalnya Eric bergabung dengan Brigade Amr bin Ash. Namun sejak akhir bulan lalu, Eric telah bergabung di kelompok militan an-Nusra yang berafiliasi dengan Al-Qaeda. "Bergabung dengan kelompok ini tidak mudah. Perlu keberanian dan kecerdasan," kata dia.