Sumber :
- REUTERS/Pichi Chuang
VIVAnews
- Filipina mengaku telah minta maaf kepada Taiwan atas penembakan nelayannya. Manila pun minta kepada Taipei agar, kendati tengah marah atas kematian nelayannya, tetap menjamin keselamatan puluhan ribu warga mereka yang tinggal dan bekerja di Taiwan.
Juru bicara kepresidenan Filipina, Edwin Lacierda, kepada pers mengungkapkan bahwa permintaan secara resmi telah disampaikan pemerintahnya kepada Taiwan. "Kami mengerti atas kesedihan keluarga almarhum dan rakyat Taiwan atas kemalangan ini dan kami berempati dengan mereka," kata Lacierda, seperti dikutip kantor berita
Reuters
.
Dia pun minta Taiwan agar tetap tenang dan tidak mengungkapkan kemarahan atas warga Filipina yang banyak menjadi pekerja di sana. Lebih dari 85.000 warga Filipina diketahui tengah bekerja di Taiwan, kebanyakan sebagai pembantu rumah tangga.
"Mari jangan libatkan para warga Filipina di sana. Mereka sedang bekerja untuk hidup yang layak," kata Lacierda. Dia juga mengungkapkan bahwa Presiden Benigno Aquino telah memerintahkan investigasi yang menyeluruh dan imparsial atas penembakan nelayan Taiwan di dekat perbatasan.
Nelayan Taiwan, Hung Shih-cheng, tewas pekan lalu setelah kapalnya ditembak kapal patroli Filipina di perairan sebelah utara negara itu karena dianggap melanggar perbatasan maritim. Taiwan menyatakan pembunuhan itu berlangsung di zona ekonomi eksklusif Taiwan dan insiden tersebut dianggap melanggar hukum internasional.
Baca Juga :
Terpopuler: Deretan Negara dengan Janda Terbanyak di Dunia hingga Resep Gampang Gulai Tunjang
Pendukung Israel Provokasi Mahasiswa Pro Palestina di Universitas California
Seorang pendukung pro Israel melontarkan pernyataan marahnya kepada pengunjuk rasa mahasiswa Universitas California yang melanjutkan demonstrasi mendukung Palestina
VIVA.co.id
29 April 2024
Baca Juga :