Sumber :
- REUTERS/Hazart Ali Bacha/Files
VIVAnews
- Remaja asal Pakistan yang hampir terbunuh oleh timah panas tentara Taliban Pakistan, Malala Yousafzai, merayakan ulang tahun ke-16 dengan berpidato di markas PBB, New York pada Jumat kemarin. Dalam kemunculan kali pertamanya di forum internasional, Malala menuntut para pemimpin dari berbagai negara untuk mendanai pendidikan.
Kantor berita
Reuters,
Jumat 12 Juli 2013, melansir pernyataan Malala yang mengatakan pendidikan dapat mengubah dunia.
"Mari kita ambil buku dan pena. Itu merupakan senjata yang paling ampuh. Satu siswa, satu guru, satu pena dan satu buku mampu mengubah dunia. Pendidikan merupakan satu-satunya solusi menciptakan hal itu," ujar Malala di hadapan 1.000 siswa yang ikut hadir di markas PBB untuk memperingati Pertemuan Pemuda Internasional.
Dengan semangat berapi-api, Malala kemudian mengatakan bahwa para teroris tidak akan mengubah tujuan dan menghentikan ambisinya. Menurut dia, tidak ada yang berubah dari dirinya kecuali matinya rasa lemah, takut dan putus asa.
"Kekuatan dan keberanian justru malah lahir," kata dia.
Dalam kesempatan itu dia juga mengatakan tidak membenci kelompok Taliban yang telah menembak dan merenggut nyawanya. Dia malah mendorong agar tiap anak yang berada di dalam kelompok teroris, ekstrimis atau Taliban, ikut mengecam bangku sekolah.
"Saya tidak bermaksud melawan siapa pun. Bahkan saya berada di sini tidak ada niat untuk berbicara mengenai dendam pribadi terhadap kelompok Taliban atau kelompok teroris mana pun. Saya ada di sini untuk menyuarkan hak pendidikan bagi setiap anak di seluruh dunia," katanya.
Di akhir pidatonya, Malala kemudian menyerahkan sebuah petisi yang ditandatangani oleh empat juta orang dan didukung 57 juta anak-anak dari seluruh dunia yang tidak mampu bersekolah kepada Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon.
Ban kemudian merespons tuntutan Malala dengan menjanjikan target PBB di akhir tahun 2015 tidak ada lagi anak-anak yang putus sekolah.
Baca Juga :
Mantan CEO PrettyLittleThing Umar Kamani Pecahkan Rekor Penjualan Tanah Terbesar di Dubai
Malala ditembak dari jarak dekat di bagian kepala pada 9 Oktober 2012 lalu usai meninggalkan sekolahnya di Bukit Swat, Pakistan. Kelompok Taliban pada waktu itu mengklaim bertanggung jawab telah menembak Malala.
Mereka menilai kampanye pendidikan yang digelar Malala melawan upaya Taliban yang menolak akses pendidikan bagi wanita. Dia kemudian dilarikan ke RS Queen Elizabeth, Inggris, untuk mendapat perawatan medis dan berhasil selamat.
Halaman Selanjutnya
Malala ditembak dari jarak dekat di bagian kepala pada 9 Oktober 2012 lalu usai meninggalkan sekolahnya di Bukit Swat, Pakistan. Kelompok Taliban pada waktu itu mengklaim bertanggung jawab telah menembak Malala.