Israel-Palestina Targetkan Perdamaian dalam Waktu 9 Bulan

Menlu AS John Kerry (tengah), dan para negosiator Palestina Israel
Sumber :
  • REUTERS/Jonathan Ernst
VIVAnews -
RI Dibayangi Meningkatnya Persaingan Global, Luhut: Tak Ada yang Bisa Mendikte Kita
Perundingan damai Israel dan Palestina di Washington, Amerika Serikat, kemarin berlangsung positif dan konstruktif. Kedua negara sepakat untuk segera mengakhiri konflik panjang mereka dalam waktu sembilan bulan.

Nathan Tjoe-A-On Paling Dipuji Netizen, Marselino Ferdinan Jadi Sasaran Kritik

Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS John Kerry, usai pertemuan yang berlangsung pada Senin dan Selasa malam waktu setempat itu. Kerry mengatakan bahwa konflik ini harus segera diselesaikan demi masa depan generasi bangsa berikutnya.
Terpopuler: Jogja Fashion Week 2024 Kembali Digelar hingga Fakta Vaksin AstraZeneca Bikin Geger


"Target kami adalah mencapai status kesepakatan final dalam jangka waktu sembilan bulan ke depan," ujar Kerry, dilansir
Reuters
, Rabu 31 Juli 2013.


Pertemuan itu dilakukan beberapa kali, termasuk pertemuan tertutup dengan Presiden AS Barack Obama di Gedung Putih dan pertemuan langsung kedua pihak tanpa mediasi AS. Kendati banyak yang meragukan kesuksesan perundingan ini, namun Kerry tetap optimistis.


"Saya mengerti banyak yang ragu, tapi saya bukan salah satunya," kata dia dalam konferensi pers, diapit oleh Menteri Kehakiman Israel Tzipi Livni dan ketua negosiasi Palestina Saeb Erekat.


Perundingan selanjutnya akan dilakukan pada pertengahan Agustus mendatang. Dalam perundingan, ujarnya, Israel sepakat melakukan langkah-langkah yang memudahkan kehidupan rakyat Palestina di Tepi Barat yang dikuasai Fatah dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.


Tidak disebutkan rincian pernyataan ini dengan alasan kerahasiaan sangat penting. Namun pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan, kesepakatan ini bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat Palestina. "Ini lebih dari sekedar menghapuskan blokade," kata dia.


Tujuan dari perdamaian adalah terciptanya dua negara yang hidup berdampingan atau yang dikenal dengan solusi dua negara. Dalam solusi ini, wilayah Tepi Barat dan Gaza yang dicaplok Israel pada perang tahun 1967 akan dikembalikan ke Palestina. Perundingan tahun 2010 mandek lantaran Israel kembali membangun permukiman Yahudi di Tepi Barat.


"Memang akan sangat sulit, naik-turun. Tapi saya bisa pastikan, dalam negosiasi ini, kami tidak ingin berdebat soal masa lalu, tapi menciptakan solusi dan keputusan untuk masa depan," kata ketua negosiator Israel, Livni.


Hal yang sama disampaikan oleh Erekat. Dia mengatakan bahwa sudah saatnya menghentikan penderitaan rakyat Palestina.


"Rakyat Palestina sudah cukup menderita, dan tidak ada yang paling diuntungkan dari suksesnya perundingan ini selain Rakyat Palestina sendiri. Sudah saatnya kami memiliki negara yang merdeka dan berdaulat," katanya. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya