Cegah Perburuan, Badak Ditanami Mikro Chip

Badak Sumatra tertangkap kamera di Aceh
Sumber :
  • Leuser International Foundation
VIVAnews
Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Dipanggil KPK Pekan Depan, Klarifikasi Harta Kekayaan
- Jumlah populasi badak yang kian menurun, membuat khawatir para aktivis lingkungan hidup terhadap keberadaan hewan langka itu. Sebab itu untuk membantu mengungkap pelaku kasus perburuan badak, organisasi pecinta lingkungan hidup di Kenya, Kenya Wild Service (KWS) menanam mikro chip di bagian cula dan badan badak.

Luhut, Panglima dan Kapolri Cek Pengamanan VVIP di WWF, Elon Musk Akan Dijaga Selevel Menteri

Laman
Pengakuan Pengemudi Pajero Pakai Aksesori Senapan di Kap Mesin, Cuma Buat Cari Sensasi
Dailymail, Jumat 18 Oktober 2013 melansir, teknologi diberikan secara sukarela oleh organisasi pecinta lingkungan WWF. Tujuannya untuk melindungi sisa seribu badak yang masih tersisa di negara itu.


Selain itu juga membantu pengumpulan barang bukti yang dapat digunakan di pengadilan untuk melawan pelaku perburuan hewan yang dilindungi. KWS juga menggunakan data rekaman DNA untuk melacak jumlah penurunan populasi badak dan cula mereka yang berharga.

Dalam sebuah pernyataan, KWS mengatakan sengaja memasang mikro chip di badan badak, agar organisasi tersebut dapat terus melacak keberadaan badak itu, kendati culanya diambil. Alat ini nantinya dapat memperkuat sistem pengawasan terhadap badak dan audit persediaan organ culanya.

Mikro chip nantinya akan dipindai menggunakan lima alat pemindai yang telah tersedia. Untuk semua teknologi ini, WWF menggelontorkan dana senilai 10 ribu poundsterling atau Rp183 juta.

Diperkirakan biaya pemasangan mikro chip ke badan badak akan memakan biaya yang lebih mahal.

Menurut Juru Bicara WWF di Kenya, Robert Magori, ini merupakan kali pertama organisasi mereka menggunakan teknologi semacam ini di badak.  "Kami juga belum pernah melakukan hal semacam ini untuk melindungi jumlah populasi badak," kata Magori.

Dia yakin dengan menggunakan teknologi mikro chip dan digabungkan dengan DNA, maka dapat melacak hingga 100 persen setiap cula badak dan kehidupan mahluk lainnya di Kenya. Kini teknologi yang digunakan pelaku perburuan badak juga tidak kalah canggih.

"Mereka memiliki kacamata untuk penglihatan malam dan senapan laras panjang yang dapat menjangkau jarak jauh," kata Magori kepada NBC News.

Selain itu, karena teknologi ini masih digunakan di negara lain untuk membantu pengungkapan kasus kejahatan terhadap hewan liar, maka setiap badak yang ada di negara mana pun dapat terlacak. Setiap cula badak yang berhasil dilacak secara global, maka dapat disesuaikan dengan asal badak di mana hewan itu diculik.

Magori mengatakan kini jumlah badak yang menjadi korban perburuan liar kian meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pelaku mengincar cula badak yang dapat dijual lebih mahal ketimbang emas.

Per kilogram, cula badak dihargai 41 ribu poundsterling atau Rp750 juta. Perdagangan cula badak sebenarnya pernah menurun ketika aturan legal dikeluarkan pemerintah di tahun 1990an.

Namun permintaan terhadap cula badak dari kawasan Asia Tenggara masih meningkat. Hal ini lantaran seorang politisi asal Vietnam pernah mengklaim, ramuan tradisional yang menyembuhkan dia dari kanker, karena terbuat dari cula badak.

Para pecinta lingkungan memperingatkan apabila situasi ini terus berlangsung, maka diperkirakan akan ada lebih dari seribu badak yang diburu di tahun 2014. Di Kenya saja, para pelaku perburuan liar berhasil membunuh 23 badak pada tahun 2012. (eh)
Ramadhan Sananta, Duel Timnas Indonesia vs Brunei

Pengakuan Jujur PSSI soal Banyak Pemain Langganan Timnas Indonesia Tak Dipanggil Shin Tae-yong

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong memanggil 22 nama untuk laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan Irak pada 6 Juni dan melawan Filipina 11 Juni

img_title
VIVA.co.id
17 Mei 2024