Sumber :
VIVAnews
- Telepon seluler milik Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dilaporkan telah disadap ketika dia tengah berada di luar negeri, bernegosiasi agar Polisi Australia bisa masuk ke lokasi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17. Namun, badan intelijen Negeri Kanguru enggan menyebut negara yang berhasil menyadap ponsel Bishop tersebut.
Harian
Herald Sun Australia
edisi Sabtu, 16 Agustus 2014 melansir hal itu baru diketahui badan intelijen usai memeriksa ponsel Bishop setelah dia kembali dari kunjungan luar negeri selama dua pekan. Saat itu dia berkunjung ke tiga negara yakni Amerika Serikat, Ukraina dan Belanda.
Begitu mengetahui ponsel salah satu pejabat tingginya disadap, badan intelijen Australia langsung menyita telepon tersebut dan menggantinya dengan yang baru. Badan intelijen Australia juga tidak ingin mengungkap materi pembicaraan apa saja yang berhasil didengar oleh pihak lain. Namun, kejadian ini memberikan bukti ancaman yang serius kepada pemerintah.
Menlu Bishop pun memilih untuk bungkam saat diminta komentarnya mengenai aksi penyadapan tersebut. Kendati berhasil disadap, Perdana Menteri Tony Abbott memastikan semua komunikasi terkait pemerintahan dilakukan melalui jalur yang aman.
Dia juga mengetahui pemerintah asing kerap menyasar pemimpin Australia sebagai target penyadapan dari waktu ke waktu.
"Namun, saya bisa memastikan kepada rakyat Australia, bahwa pembicaraan yang sangat penting dengan saya dan anggota Komite Nasional Keamanan dalam beberapa waktu terakhir, dilakukan melalui jalur yang aman," ujar Abbott dan dikutip harian Telegraph.
Baca Juga :
Terungkap Alasan Teuku Ryan Sering Tolak Ajakan Hubungan Badan Ria Ricis, Pusing Mikir Cicilan
Di dalam truk, terdapat 400 ton sereal, 100 ton gula, dan 62 ton makanan bayi. Sementara bantuan lainnya berupa 54 ton peralatan medis, 12 kantong tidur, dan 69 generator tengah dalam perjalanan menuju ke Ukraina.
Namun, tudingan itu dibantah keras oleh Kementerian Luar Negeri Rusia. Dalam sebuah pernyataan, perwakilan Kemenlu menyebut beberapa anggota Pemerintah Australia tidak begitu mengetahui gambaran situasi sebenarnya di Ukraina.
"Mereka kerap membuat pernyataan tidak masuk akal bahwa konvoi bantuan kemanusiaan untuk membantu warga sipil di Ukraina tenggara dan menuduh bantuan itu untuk mempersenjatai kelompok tertentu agar menginvasi negara tetangga," tulis Kemenlu Rusia.
Menlu Julie Bishop, imbuh Kemenlu Rusia justru bertindak terlalu jauh dengan membuat pernyataan semacam itu.
"Pihak lain akan berpikir bahwa seharusnya posisi dia digunakan untuk membangun jembatan antar negara, bukan untuk menghancurkannya," kata Kemenlu Rusia.
Halaman Selanjutnya
Namun, tudingan itu dibantah keras oleh Kementerian Luar Negeri Rusia. Dalam sebuah pernyataan, perwakilan Kemenlu menyebut beberapa anggota Pemerintah Australia tidak begitu mengetahui gambaran situasi sebenarnya di Ukraina.