Lindungi Warga Irak dari ISIS, AS Lancarkan Serangan Udara

Kapal Induk AS USS Abraham Lincoln melintasi Selat Hormuz.
Sumber :
  • REUTERS/Jumana El Heloueh

VIVAnews - Amerika Serikat mengatakan telah melakukan serangan udara dan mengirim bantuan kemanusiaan ke Irak. Ini untuk melindungi negara itu dari ancaman pembantaian kelompok militan Negara Islam Irak dan al-Syam (ISIS).

Seperti dikutip dari laman CNN, Minggu 31 Agustus 2014, Kota Amirli diketahui telah dikepung oleh militan ISIS. Bagian media Pentagon, Laksamana John Kirby, mengatakan untuk membantu orang-orang yang masih terjebak di kota itu, AS telah mengirimkan bantuan kemanusiaan. Australia, Perancis, dan Inggris juga berpartisipasi ambil bagian.

Sebuah video yang dirilis oleh Departemen Pertahanan Irak, sangat mirip dengan adegan situasi darurat yang dihadapi oleh ribuan orang etnis minoritas Yazid yang terjebak di pegunungan Sinjar dan dikepung oleh pasukan ISIS, awal bulan lalu.

Puluhan orang beramai-ramai menuju ke helikopter yang berharap untuk diselamatkan. Mereka rela berpanas-panasan menunggu pihak-pihak yang akan menyelamatkan dia dan keluarganya.

Pasukan ISIS telah mengepung Kota Amirli, 70 kilometer sebelah utara Kota Baquba sejak pertangahan Juni lalu. Sekitar 20.000 penduduk kota itu dibuat tak berdaya oleh ISIS.

"Warga mengalami kondisi hidup yang sangat keras, dengan kekurangan makanan dan air, serta tidak ada layanan medis. Selain itu, ada kekhawatiran pembantaian dalam waktu dekat," ujar Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Navi Pillay.

Apple Mau Keluarkan 2 Perangkat Lipat, Hanya Dijual untuk Orang Super Kaya

Pimpinan ISIS sendiri merasa tersinggung telah disebut sebagai aliran sesat dan bersumpah akan membuat warga etnis minoritas Turkmen pemeluk Syiah keluar dari kotanya.

Turkmen adalah suku tradisional yang nomaden dan memiliki ikatan budaya dengan Turki. Sebelumnya Turkmen juga pernah mengalami kekerasan di tangan Sunni.

Sebuah ledakan bom truk pada 2008 di Amirli telah menewaskan lebih dari 100 orang. Serangan itu dianggap sebagai serangan tunggal yang paling mematikan saat Perang Irak pada saat itu.

Jual Perempuan Yazid

Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), organisasi pengawasan yang berbasis di Inggris, mengatakan bahwa ratusan perempuan Yazid diculik ISIS untuk diberikan atau dijual ke kelompok Sunni. Para perempuan awalnya diculik di Irak dan dibawa ke Suriah. 

Di mata ISIS, perempuan-perempuan itu adalah tawanan rampasan perang dan orang-orang kafir.

Seorang pengawas Suriah mengklaim beberapa perempuan itu telah bersedia masuk Islam, sehingga pejuang ISIS bisa menikahi mereka.

(SOHR) mengatakan, pihaknya bisa mengkonfirmasi sedikitnya 27 kasus dimana perempuan dijual dan dinikahi dengan harga US$1000, masing-masing untuk militan ISIS di pinggiran kota Aleppo dan Raqqa. (ren)

Elite DPD Golkar dan DPD PKS melakukan silaturahmi lanjutan.

Serius Bangun Koalisi di Pilkada Semarang, Golkar dan PKS Buka Pintu untuk Parpol Lain

Golkar dan PKS intens melakukan pertemuan sebagai keseriusan berkoalisi di Pilkada Kota Semarang 2024.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024