Sumber :
- mirror.co.uk
VIVAnews -
Mersane Warria diduga merupakan pelaku penikaman brutal delapan anak yang terjadi di Kota Cairns, Queensland, Jumat 19 Desember 2014.
Seperti dilansir
News.com.au
, Minggu 21 Desember 2014, polisi sudah mendakwa Mersane Warria dengan dakwaan membunuh tujuh anak kandung dan satu keponakannya. Delapan anak yang dibunuh berusia antara 18 bulan hingga 15 tahun.
Mereka tewas setelah dicekik dan ditusuk. Usai membunuh tujuh anak dan satu keponakannya, wanita yang kerap disapa "Big Mama" itu menusuk dirinya sendiri. Saat ditemukan di lokasi, Warria luka bersimbah darah. Sementara itu, delapan anak sudah tidak bernyawa.
Warria kini ditahan polisi di rumah sakit Cairns. Dia juga sudah menjalani pemeriksaan kesehatan mental. Kondisinya saat ini sudah stabil. Kasus ini akan didengar di pengadilan Cairns besok.
Keluarga penuh cinta
Seorang tetangga menuturkan, beberapa hari sebelum tragedi itu terjadi, Warria terlihat bertindak aneh. Menurut Cristal Atkinson, seperti diberitakan
Mirror
, Mersane Warria dan keluarganya dikenal selalu penuh cinta dan tawa.
"Namun, baru-baru ini suasana Mersane telah berubah. Ada getaran yang benar-benar berbeda di rumah itu," kata Atkinson.
Seorang tetangga mengatakan, sebelum jasad delapan anak itu ditemukan, Mersane berteriak, "Jangan biarkan mereka membawa anak-anak pergi. Tuhan memberkati kami. Maafkan saya setelah apa yang saya lakukan."
Baca Juga :
Jusuf Kalla Sentil Prabowo soal Tambah Kementerian: Itu Bukan Kabinet Kerja tapi Kabinet Politis
Baca Juga :
David Corenswet Pamer Kostum Baru Superman
Usai tragedi itu, sejumlah warga tampak menggelar doa bersama dan menyalakan lilin serta meletakkan karangan bunga di lokasi kejadian untuk mengenang delapan anak tersebut.
Rakyat Australia berkabung setelah pada Senin kemarin, mereka baru mengalami kesedihan paska terjadi tindak penyanderaan di sebuah kafe di Martin Place, Sydney yang menewaskan tiga orang. (art)
Halaman Selanjutnya
Rakyat Australia berkabung setelah pada Senin kemarin, mereka baru mengalami kesedihan paska terjadi tindak penyanderaan di sebuah kafe di Martin Place, Sydney yang menewaskan tiga orang. (art)