Sumber :
- REUTERS/Yuriko Nakao
VIVA.co.id -
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengaku geram mengetahui warganya kembali diancam akan segera dieksekusi dalam kurun waktu 24 jam oleh kelompok militan Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS). Sebab, pada pekan lalu, Negeri Sakura baru saja kehilangan salah satu warganya yang juga disandera ISIS, Haruna Yukawa.
Kantor berita
Reuters
, Rabu, 28 Januari 2015, melansir, Haruna dieksekusi, setelah Pemerintah Jepang gagal memenuhi untuk memberikan uang tebusan senilai US$100 juta atau setara Rp1,2 triliun yang dituntut oleh ISIS. Ancaman terbaru ISIS dirilis dalam sebuah video dan diunggah ke situs media propaganda mereka.
Baca Juga :
Ini Modus Warga Indonesia Gabung ISIS
Baca Juga :
BNPT: ISIS Masuk ke Indonesia dari Malaysia
"Video itu keji dan saya benar-benar marah," ungkap Abe.
Kepada parlemen, Abe mengatakan akan mengupayakan berbagai cara untuk bisa membebaskan Kenji. Salah satunya dengan menggandeng Yordania.
Kendati hingga saat ini, video tersebut belum terbukti keasliannya, namun kedua pemerintah tidak tinggal diam. Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida, membenarkan adanya video pada pukul 11.00 waktu setempat.
Sementara upaya pembebasan, ujar Fumio, terus dilakukan dengan berkoordinasi secara dekat dengan Pemerintah Yordania.
Ketua Komite Parlemen Bidang Luar Negeri Yordania, Bassam Al-Manaseer, mengatakan kepada kantor berita Bloomberg di Amman, pihaknya tengah melakukan pembicaraan secara tidak langsung dengan ISIS untuk bisa membebaskan Kenji dan al-Kassasbeh. Dia menyebut, pembicaraan dilakukan melalui pemimpin suku dan religi di Irak.
"Kami berharap bisa mendengar kabar baik secepatnya," ujar Manaseer.
Sementara, ayah al-Kassasbeh, Safi, mendesak pemerintah untuk memenuhi apa pun tuntutan yang diminta oleh ISIS.
"Saya menyerukan kepada semua warga Yordania untuk bersatu, menyerukan penculikan al-Kassasbeh. Mereka harus memenuhi apa pun tuntutan ISIS," kata Safi. (one)
Baca juga:
Halaman Selanjutnya
"Video itu keji dan saya benar-benar marah," ungkap Abe.