Inikah Pemicu Pembunuhan Tiga Warga Muslim di AS?

Korban penembakan di Chapel Hill, Amerika Serikat
Sumber :
  • Twitter

VIVA.co.id - Tiga mahasiswa Muslim di Chapel Hill, North Carolina, tewas ditembak pada Selasa, 10 Februari 2015. Deah Shaddy Barakat (23) dan Yusor Mohammad Abu-Salha (21) dan Razan Mohammad Abu-Salha (19).

Pria bernama Craig Stephen Hicks (46) telah ditahan terkait penembakan. Polisi mengatakan penembakan terjadi karena perselisihan masalah parkir, namun sebagian orang meragukannya.

Seperti halnya insiden yang melihatkan warga kulit hitam di Amerika Serikat (AS) akan diasosiasikan dengan diskriminasi rasial, penembakan tiga Muslim itu dengan cepat diasosiasikan dengan fobia Islam.

Lebih dari dua juta orang telah menggunakan hashtag #ChapelHillShooting di Twitter. Mereka pun mengecam media-media AS, yang diyakini berusaha meredam bahkan menutupi kasus penembakan.

Perlakuan berbeda diperlihatkan media AS dalam kasus penembakan warga kulit hitam. Demikian juga media-media Barat dalam pemberitaan penembakan di kantor media Charlie Hebdo.

Laman BBC dalam laporannya, Kamis, 12 Februari 2015, berusaha mengungkap apakah perselisihan tempat parkir merupakan alasan sebenarnya penembakan, atau hanya pemicu dari sebuah kejahatan berlandaskan kebencian.



Seorang penghuni kompleks kondominium Finley Forest di Chapel Hill, Michael Nam, memperlihatkan tulisan dengan cat putih 'reserved' pada batu penanda, serta dua kerucut oranye di tempat parkir.

Tanda itu berarti sesuatu bagi Craigh Stephen Hicks. Nam mengatakan pernah memarkir mobilnya di situ, November 2014. Kemudian Hicks keluar dari apartemennya sambil membawa senapan.

"Saya tidak takut dengan senapan Anda, tapi buat apa Anda bawa itu?" kata Nam pada Craig. Keduanya berargumen tentang lahan parkir. Hicks kemudian memperlihatkan sebuah peta kompleks kondominium pada Nam.

Dia menunjukkan lokasi di mana orang dapat memarkir kendaraannya, serta tempat-tempat yang telah dipesan. Di kompleks itu setiap apartemen mendapatkan tempat parkir khusus.

Sehingga Nam tidak punya alasan lain, kecuali harus memindahkan mobilnya. Di kompleks itu juga ada lokasi parkir bebas yang belum dipesan, semua orang yang tinggal di kompleks itu dapat menggunakannya.

Penghuni apartemen kerap menemukan bahwa tempat parkir khusus mereka telah ditempati orang lain, sehingga mereka terpaksa memarkir mobil di lokasi bebas atau tempat parkir khusus milik orang lain.



Hal itu telah menyebabkan kekacauan sejak lama dan sudah banyak keluhan. Warga mengatakan Hicks memiliki dua tempat parkir khusus di depan apartemennya.

Di kompleks kondominium itu, di mana para mahasiswa pasca sarjana dan keluarga-keluarga muda banyak tinggal, berada di sebuah kota pendidikan kecil. Orang-orang punya banyak cerita tentang tempat parkir.

Begitu juga teori tentang apa yang mungkin terjadi, pada Selasa itu. "Kita semua memiliki tempat parkir khusus. Anda punya hak atas itu," kata Phil Varnadore, alumni Universitas Florida.

Mereka yang telah mengalami sulitnya mencari tempat parkir, dapat memaklumi rasa kesal seseorang yang tempat parkirnya diserobot. Tapi kata Phil, biasanya orang dapat memanggil derek, sebelum bertindak lebih jauh seperti membunuh.

Walau begitu Phil menyebut tidak yakin jika penembakan yang dilakukan Hicks berlatar belakang kebencian rasial atau agama. Hal senada diucapkan Gina Rocket, walau tidak menutup kemungkinan adanya kombinasi.

Pembunuh Tiga Mahasiswa Muslim AS Dikenai 3 Dakwaan

Baca juga:

Akhirnya Obama Bicara Penembakan 3 Mahasiswa Muslim



Turki Kecam Sikap Diam Obama Soal Insiden Chapel Hill
Korban penembakan di Chapel Hill, Amerika Serikat

Pembunuh Tiga Pemuda Muslim di AS Bisa Dihukum Mati

Craig Hicks didakwa tiga kasus pembunuhan tingkat pertama.

img_title
VIVA.co.id
7 April 2015