Ayah 'Jihadi John' Bersembunyi di Kuwait

Jasem Emwazi dan putranya Mohammed Emwazi
Sumber :
  • Daily Mail
VIVA.co.id
ISIS Benarkan Jihadi John Tewas dalam Serangan Udara AS
- Jasem Emwazi, ayah kandung Mohammed Emwazi, militan ISIS yang berperan sebagai eksekutor sandera dan mendapat julukan 'Jihadi John,' tinggal di Inggris setelah melarikan diri dari Kuwait.

Status Pria Ini Pastikan Jihadi John Tewas

Dia pernah dituduh sebagai kolabolator mantan pemimpin Irak, Saddam Husein. Saat itu putranya, Mohammed, masih berusia enam tahun. Demikian disebut dalam laporan
Ketakutan, Anggota ISIS Menyamar Jadi Wanita
Daily Mail , Minggu, 1 Maret 2015.


Jasem, yang berusia 51 tahun, saat ini diduga bersembunyi di Kuwait, setelah identitas putranya sebagai eksekutor ISIS terungkap. Informasi tentang putrinya yang berusia 25 tahun, juga sudah mulai terkuak.


Seorang kerabat mengatakan, Jasem yang pernah menjadi polisi di Kuwait, adalah anggota kelompok Bidoun, kelompok masyarakat yang tidak memiliki kewarganegaraan di wilayah Teluk.


Oleh karena dia berasal dari Irak selatan, kesetiaannya pun dipertanyakan saat Saddam menginvasi Kuwait pada 1990. Dia dan keluarganya mengajukan permohonan untuk menjadi warga negara Kuwait.


Namun permohonannya ditolak, setelah mendapat beberapa tuduhan bahwa mereka berkolaborasi dengan pasukan Irak selama tujuh bulan masa pendudukan Kuwait oleh Irak.


Jasem kemudian membawa istri dan anak-anaknya untuk tinggal di Ingggris pada 1993. Sekalipun tinggal di London, namun dia mengisolasi anak-anaknya dari kebudayaan Barat.


Putrinya yang lulus dari Universitas Greenwich dalam bidang arsitektur, pada Juni 2010, bahkan disebut tidak tahu film apa yang memenangkan piala Oscar atau selebriti populer.


Setelah lulus kuliah, Jasem memaksa putrinya untuk tinggal di Kuwait, lalu bekerja untuk perusahaan arsitektur HZ+P antara Februari-September 2011. Pemilik perusahaan mengatakan gadis itu terlihat sangat tertekan.


"Kadang dia menangis di kantor. Saya ingat dia pernah mengeluh, tidak ingin tinggal di Kuwait tapi dipaksa oleh ayahnya," kata Hamed Zubaid, pemilik perusahaan arsitektur HZ+P.

![vivamore="Baca Juga :"]


[/viva more]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya