Sumber :
- Reuters/Ali Hashisho
VIVA.co.id
- Empat tahun perang berkecamuk di Suriah. Bantuan sangat dibutuhkan jutaan warga sipil, sulit diberikan akibat situasi keamanan yang kian memburuk serta ancaman penculikan pekerja sosial oleh militan ISIS.
"Perang terus diwarnai aksi kekerasan yang tidak membedakan antara penduduk sipil dan kombatan," kata Joanne Liu, Presiden Internasional MSF, dalam pernyataan resmi Dokter Lintas Batas (MSF) yang diterima
VIVA.co.id
, Kamis, 12 Maret 2015.
Akses untuk mendapatkan perawatan medis nyaris tidak mungkin, karena kurangnya pasokan obat dan staf medis berkualitas. Sebelumnya ada sekitar 2.500 dokter yang bekerja di Aleppo, tapi kini jumlahnya tidak sampai 100 orang.
Sebagian dokter diculik atau terbunuh dan lainnya mengungsi ke daerah lain. "MSF seharusnya menjalankan beberapa program medis di Suriah, yang termasuk paling besar dalam 44 tahun sejarah kami," kata Joanne Liu.
"Tetapi kami tidak melakukannya. Pertanyaannya adalah, kenapa tidak?" ucapnya. Penculikan lima staf MSF oleh ISIS pada Januari 2014, memaksa mereka untuk mengurangi aktivitas.
Kebrutalan ISIS tidak hanya berakibat pada ditutupnya fasilitas kesehatan di wilayah-wilayah yang dikuasai ISIS. Tapi juga membuat staf medis internasional MSF tidak dapat bekerja di Suriah.
"Kami tidak bisa percaya bahwa tim kami tidak akan disakiti," kata Liu. Dia menegaskan bahwa upaya untuk membawa bantuan kemanusiaan dalam skala besar, sangat dibutuhkan di Suriah.
Oleh karena itu, MSF siap untuk berbicara dengan semua pihak yang terlibat dalam konflik, demi memastikan bantuan dapat diterima penduduk sipil, serta dapat beraktivitasnya pekerja medis MSF di Suriah. (ase)
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Akses untuk mendapatkan perawatan medis nyaris tidak mungkin, karena kurangnya pasokan obat dan staf medis berkualitas. Sebelumnya ada sekitar 2.500 dokter yang bekerja di Aleppo, tapi kini jumlahnya tidak sampai 100 orang.