Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- Direktur Kerjasama Fungsional ASEAN, George Lantu, mengatakan buruh migran asal Indonesia harus memiliki kualitas kompetitif dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang dimulai pada 31 Januari 2015. Caranya, sebelum dikirim untuk bekerja di luar negeri, kata George, para buruh migran harus memperoleh program pelatihan yang jelas.
Hal itu disampaikan oleh George ketika berbicara mengenai buruh migran di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis, 19 Maret 2015. Dia turut memberikan usul bagi para penyalur buruh migran.
"Selama ini orang pergi ke luar negeri, tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan," kata George.
Pemerintah pun, George melanjutkan, harus bisa mengupayakan segmen pekerjaannya. Apakah buruh migran ini asisten rumah tangga, juru masak atau juru cuci.
Terkahir, George ingin agar semua instansi membantu mewujudkan harapan tersebut.
"Justru, jangan memandang mereka sebelah mata, hanya karena status buruh migran," kata dia.
Sementara, penasihat senior di LSM Human Rights Watch (HRW), Yuyun Wahyuningrum, mengingatkan tujuan MEA tidak akan tercapai, jika pemerintah di masing-masing negara ASEAN tidak menjadikan isu ini sebagai prioritas.
"Sementara, salah satu tujuan dibentuknya MEA pada 2015 karena ingin meningkatkan kesejahteraan rakyat dan meminimalkan jarak antar negara di kawasan ASEAN. Caranya, dengan menjalin kerjasama di antara sesama negara ASEAN," kata Yuyun.
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Pemerintah pun, George melanjutkan, harus bisa mengupayakan segmen pekerjaannya. Apakah buruh migran ini asisten rumah tangga, juru masak atau juru cuci.