Sumber :
- REUTERS
VIVA.co.id
- Sebuah pesawat tempur menyerang istana kepresidenan Yaman, Kamis, 19 Maret 2015. Insiden ini muncul setelah pecahnya bentrokan terburuk di Aden antara pasukan pendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dan militan.
Sedikitnya 13 orang tewas ketika pasukan yang setia pada Hadi bergerak maju menuju bandara internasional Aden, lalu merebut pangkalan militer dari seorang perwira yang memberontak.
Baca Juga :
Myanmar Diterpa Gempa, WNI Dipastikan Aman
Pangkalan itu dikuasai oleh Jenderal Abdel-Hafez al-Saqqaf selama beberapa hari, setelah menolak perintah Hadi untuk menyerahkan komando unit pasukan khusus pada perwira lainnya.
Seiring meningkatnya ketegangan di Yaman, juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir, Jumat, mengatakan tidak ada laporan WNI menjadi korban akibat pertempuran di Aden.
Arrmanatha menyebut sejak pendaftaran WNI yang ingin pulang ke Indonesia dibuka, Februari lalu, sudah ada 158 orang yang mendaftar, tapi hanya 130 orang yang telah pulang.
"Selebihnya mengundurkan diri, tidak jadi pulang ke Indonesia," kata Arrmanatha. Menurut laporan KBRI di Yaman, kondisi WNI di sana masih dalam keadaan aman. (ren)
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Pangkalan itu dikuasai oleh Jenderal Abdel-Hafez al-Saqqaf selama beberapa hari, setelah menolak perintah Hadi untuk menyerahkan komando unit pasukan khusus pada perwira lainnya.