Dubes Zimbabwe: Persepsi Publik atas Afrika Masih Buruk

Ilustrasi wanita Zimbabwe
Sumber :
  • REUTERS/Howard Burditt
VIVA.co.id
RI Terima 200 Permintaan Bantuan Negara Lain
- Duta Besar Republik Zimbabwe untuk Indonesia, Alice Mageza, mengaku prihatin dengan persepsi publik kebanyakan mengenai Benua Afrika. Sebab, selama ini yang disoroti oleh publik mengenai Afrika sebagai kawasan yang tidak aman dan banyak wabah penyakit.

Sambangi RI, Sekjen OKI Bahas Upaya Pemberantasan Terorisme

Demikian ungkap Mageza dalam sebuah seminar yang dipaparkan semalam di kawasan Jakarta Selatan, Rabu 25 Maret 2015. Oleh sebab itu, dia menaruh harapan besar terhadap peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang diselenggarakan pada 19-24 April 2015 di Jakarta dan Bandung.
Megawati: Perang Tak Selesaikan Masalah Timur Tengah


"Afrika tidak begitu dikenal di kawasan Asia. Sementara, negara-negara di kawasan Eropa jauh mengenal kami, karena beberapa negara merupakan bekas jajahan mereka," ujar Mageza.

Pemberitaan mengenai Afrika pun, Mageza melanjutkan, cenderung negatif dan sering kali masih dipersepsikan masih terbelakang. Seolah Afrika merupakan bagian di dunia yang kurang beradab.


"Padahal, Benua Afrika menawarkan berbagai peluang. Merupakan daerah yang potensial untuk pariwisata dan perdagangan," kata dia.


Di bidang perdagangan pun, masih terjadi ketimpangan antara Asia dan Afrika. Padahal, kata Mageza, Afrika merupakan tetangga kawasan Asia.


"Hal serupa juga terjadi dengan penduduk Afrika yang mengenal Indonesia sebagai negara yang pernah dilanda bencana hebat. Oleh sebab itu, kedua kawasan diperlukan pengenalan lebih baik," imbuhnya.


Maka, dia berharap di KAA mendatang, bisa terjalin semangat persatuan dan kerjasama. Dengan adanya kerjasama, maka kedua kawasan bisa saling diuntungkan.


"Kerjasama ini bisa diintensifkan di bidang penelitian industri, sains dan teknologi sehingga dapat memberikan nilai tambah ke mineral, bahan mentah agrikultur dan komoditas baru. Hasilnya, bisa tercipta lapangan kerja baru di kedua kawasan," papar Mageza.


Kolaborasi Pengusaha


Menanggapi keinginan Mageza, Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri RI menyebut langkah untuk menjembatani itu terus dilakukan oleh kedua pihak secara perlahan-lahan. Dalam peringatan 60 tahun KAA, juga akan disiapkan satu forum khusus bagi pengusaha dari 40 negara Asia dan Afrika.


"Acara tersebut akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri beberapa kepala negara terpilih. Di sana akan dibahas isu-isu sektoran unggulan," ujar Lasro yang ditemui di forum serupa.


Forum tersebut, dia melanjutkan bisa menjadi kolaborasi pengusaha antara Asia dengan Afrika. Lasro menyadari peluang ekonomi yang terbuka lebar di kawasan Afrika belum dimanfaatkan secara maksimal oleh pengusaha di Indonesia.


"Karena mereka merasa tidak familiar dengan Afrika. Kiblatnya masih ke negara-negara barat dan kini ke Asia Timur," kata dia.


Beberapa perusahaan Indonesia telah, Lasro melanjutkan memang sudah ada yang menancapkan kuku di Afrika seperti PT Indofood Sukses Makmur, Wilmar, Indorama, Kalbefood, dan Wings Group. Begitu merasakan sendiri peluang tersebut, dia menyebut, perusahaan itu akhirnya tetap berada di Afrika. Bahkan, memperluas pangsa pasar.


"Bahkan, sudah ada yang menjadi pemimpin pasar. Tetapi, tetap saja dibutuhkan kesabaran dan tekad pantang menyerah untuk membawa pengusaha Indonesia lainnya melihat peluang itu," imbuh dia. (ren)



![vivamore="
Baca Juga
:"]





[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya