Sumber :
- REUTERS/Stringer
VIVA.co.id
- Kepala negara-negara yang tergabung di Liga Arab pada pertemuan yang digelar hari Minggu kemarin sepakat untuk membentuk sebuah koalisi pasukan militer. Koalisi militer itu dibentuk dan berfungsi ketika negara-negara anggota tengah menghadapi masalah keamanan.
Laman
Al-Arabiya
, Minggu, 29 Maret 2015, melansir koalisi militer itu nantinya bisa mengintervensi suatu negara yang dianggap menjadi ancaman keamanan dan keselamatan dari negara anggota. Pengerahan koalisi militer bisa dilakukan berdasarkan permintaan yang spesifik dari negara tertentu.
"Para pemimpin negara-negara di Semenanjung Arab telah memutuskan untuk menyetujui prinsip koalisi militer bersama Arab," ungkap Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, yang menjadi tuan rumah pertemuan.
Liga Arab akan bekerja dengan masing-masing perwakilan militer dari negara anggota untuk merealisasikan hal tersebut. Analis berpendapat kecil kemungkinan 22 negara anggota akan bergabung dengan koalisi militer itu.
Menurut informasi dari pejabat berwenang Mesir yang dikutip BBC, koalisi militer akan terdiri dari 40 ribu pasukan elite yang didukung pesawat dan kapal perang serta peralatan senjata ringan.
Namun, menurut para analis pembentukan koalisi militer semacam itu bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan. Kebijakan itu ditentang oleh Irak.
Menurut mereka, ketimbang melakukan intervensi ke negara tertentu, Irak lebih menyerukan adanya dialog sebagi solusi terbaik. Pembentukan koalisi militer ini, sebenarnya telah digagas sejak lama, tetapi belum pernah terealisasi.
Serangan ke Yaman itu turut direstui oleh Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi. Terakhir, Hadi dikabarkan kabur ke Arab Saudi untuk menghindari kelompok pemberontak Houthi.
Koresponden
BBC
mengatakan konflik di Yaman akan berubah menjadi perang yang meluas di kawasan antara Saudi yang notabene Sunni dan Iran Syiah. (one)
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Koresponden