KBRI Terkena Dampak Bom, Menlu Panggil Dubes Saudi

Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk RI, Mustafa Ibrahim Al-Mubarok
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia

VIVA.co.id - Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi, memanggil Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim Al-Mubarok, di sela-sela penyelenggaraan peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Gedung Jakarta Convention Centre pada Selasa, 21 April 2015. Retno menjelaskan alasan dia memanggil al-Mubarok karena dua hal.

AS-Arab Saudi Sepakat Dukung Zona Aman di Suriah dan Yaman

"Pertama, saya ingin meminta penjelasan mengenai apa yang terjadi dalam peristiwa pada Senin kemarin tanggal 20 April. Kedua, saya juga meminta penjelasan terhadap apa yang dilakukan Pemerintah Saudi terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi pada KBRI di Sana'a," ujar mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda itu.

Retno menyebut akibat aksi pengeboman ke pangkalan udara scud milik pemerintah, gedung KBRI di Sana'a turut terkena dampaknya. Sekitar 80 persen bangunan milik pemerintah itu hancur.

"Semua kendaraan yang tengah terparkir di Gedung KBRI juga mengalami kerusakan," kata Retno.

Dia menyesalkan aksi pengeboman tersebut, karena pada tanggal 26 Maret lalu, Pemerintah Indonesia telah menyampaikan posisi gedung KBRI dan Wisma secara detail, baik ke Pemerintah Saudi maupun Yaman. Informasi yang disampaikan hingga ke titik bujur dan lintang.

"Kami sudah berikan koordinatnya dengan harapan, karena ini masih merupakan bagian dari misi diplomatik, maka wajib untuk dilindungi," kata Retno.

Sementara itu, terkait kerusakan yang terjadi akibat dampak pengeboman itu, Indonesia juga menyampaikan hal tersebut kepada Pemerintah Saudi.

Mendengar hal tersebut, Dubes Al-Mubarok berjanji akan menyampaikan pertanyaan tersebut kepada pemerintah pusat di kota Riyadh.

Kendati ikut terseret dengan menjadi korban dari konflik peperangan di Yaman, namun Retno menekankan hubungan kedua negara tetap baik.

"Saya tidak mau hal-hal seperti ini akan menganggu hubungan bilateral kedua negara," kata dia.

Di tempat yang sama juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir menyebut alasan memanggil Dubes Al-Mubarok belum menyimpulkan bahwa pelaku pengeboman adalah Saudi dan koalisi militernya.

"Intinya, Pemerintah RI meminta keterangan. Berdasarkan informasi yang beredar di media, serangan tersebut diakibatkan oleh Saudi. Kendati begitu, Indonesia tetap akan meminta informasi resmi," ujar diplomat yang akrab disapa Tata itu.

Usai menjadi korban dari peperangan di Yaman, Pemerintah RI mempercepat gerak untuk mengevakuasi sisa WNI yang masih bermukim di sana.

17 Tentara Yaman Disandera dan Dieksekusi Militan Bersenjata

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kemlu, Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan, total terdapat 41 WNI yang telah dievakuasi pagi ini waktu setempat dari Sana'a menuju ke kota Al-Hudaydah.

Kemudian mereka akan menempuh jalur darat selama antara 4 hingga 5 jam menuju ke kota Jizan, Arab Saudi. Lalu, mereka akan dipulangkan ke Tanah Air. (ase)


375 Warga Sipil di Perbatasan Arab Saudi-Yaman Tewas
Kehidupan warga Yaman di Puncak Gunung.

13-12-1982: 2.900 Warga Yaman Tewas Akibat Gempa

Gempa meratakan 11 desa, dan membuat 142 desa lainnya rusak parah.

img_title
VIVA.co.id
13 Desember 2017