- REUTERS/Jonathan Ernst
VIVA.co.id - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama menegaskan bahwa sanksi atas Iran, akan dilonggarkan secara gradual di bawah perjanjian nuklir, mengabaikan tuntutan Israel bahwa kesepakatan harus disertai pengakuan Iran atas Israel.
"Gagasan bahwa kita akan mengkondisikan Iran, agar tidak memiliki senjata nuklir, dalam kesepakatan di mana Iran mengakui Israel, sama dengan mengatakan kita tidak akan menandatangani kontrak, kecuali rezim Iran sepenuhnya mengalami transformasi," kata Obama.
Pada wawancaranya dengan National Public Radio (NPR) yang dikutip Reuters, Selasa 7 April 2015, Obama menyebut tuntutan Israel sebagai kesalahan berpikir. "Kami ingin Iran tidak memiliki senjata nuklir, justru karena kita tidak dapat berharap pada perubahan rezim," ujarnya.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan, tidak ambiguitas tentang keinginan AS bahwa sanksi atas Iran dikurangi secara bertahap, melalui pengaturan dalam perjanjian akhir.
"Tidak pernah menjadi posisi kami bahwa semua sanksi atas Iran harus dihapus dari hari pertama," kata Earnest. Namun, Gedung Putih harus bekerja keras untuk meyakinkan Kongres untuk mendukung kesepakatan yang dicapai Kamis 2 April 2015.
Iran, AS, dan lima negara utama dunia lainnya mencapai kesepakatan kerangka kerja, yang akan menjadi landasan untuk mencapai perjanjian akhir dengan batas waktu hingga akhir Juni. (asp)
![vivamore="Baca Juga :"]
[/vivamore]