Sumber :
- REUTERS
VIVA.co.id
- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry, dan Menlu Kuba, Bruno Rodriguez, menggelar pembicaraan, dalam pertemuan tingkat tertinggi yang pernah terjadi dalam 50 tahun terakhir diantara kedua negara.
Dikutip dari
BBC , Jumat 10 April 2015, kedua pejabat itu berbicara dalam pertemuan tertutup setelah tiba di Panama untuk menghadiri pertemuan ketujuh Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) pada 10-11 April.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Trump Sindir Obama Tak Disambut Raul Castro
Baca Juga :
Obama Akan Kunjungi Kuba
Dikutip dari
Baca Juga :
18-02-1964: AS Hukum Negara Mitra Dagang Kuba
Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS dilaporkan telah merekomendasikan, agar Kuba dihapus dari daftar negara-negara sponsor terorisme, yang akan membuka jalan bagi kedua negara untuk membuka kembali kedutaan besar.
Presiden AS, Barack Obama, dan Presiden Kuba, Raul Castro, juga dijadwalkan untuk melakukan pertemuan resmi pertama di Panama. Pertemuan serupa terakhir terjadi pada 1959, ketika Fidel Castro bertemu Wapres AS Richard Nixon.
Hubungan AS dan Kuba memburuk dengan cepat dua tahun kemudian, hingga selama lebih dari 50 tahun. Obama membuat kejutan pada 2014, ketika mengumumkan babak baru dalam hubungan dengan Kuba.
Sekalipun masih butuh proses panjang untuk memulihkan sepenuhnya hubungan kedua negara, Obama dan Castro kini diharapkan akan membuat sejarah di Panama.
Bagi Obama itu merupakan langkah diplomatik penting, untuk memperlihatkan pada pemimpin Kuba bahwa dia orang yang memegang kata-katanya, terkait dengan ketulusan untuk menormalisasi hubungan dengan Kuba.
Sementara bagi Kuba, dihapus dari daftar negara pendukung terorisme, merupakan langkah positif dan prioritas kunci untuk membawa hubungan ke tingkat lebih lanjut.
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
(ren)
Halaman Selanjutnya
Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS dilaporkan telah merekomendasikan, agar Kuba dihapus dari daftar negara-negara sponsor terorisme, yang akan membuka jalan bagi kedua negara untuk membuka kembali kedutaan besar.
