Pengalaman WNI di Yaman, Jet Saudi Lewat Depan Asrama

Pelajar WNI di Yaman
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia
VIVA.co.id
Gejolak Yaman, Kelompok Houthi Tewaskan 1.000 Anak
- Tidak terpikir sebelumnya di benak salah seorang mahasiswa Indonesia yang belajar di Yaman, Maulana Al Sufi akan belajar di bawah gempuran peluru dan rudal milik Saudi. Melihat situasi yang tidak kondusif, pemuda berusia 25 tahun itu akhirnya memutuskan kembali ke Tanah Air.

Salat Idul Adha Dibom, Puluhan Tewas

Ditemui di bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, pemuda asal Pasuruan Jawa Timur itu mengaku pulang atas keputusannya sendiri. Sebab, dia ikut merasakan konflik di Yaman semakin berkecamuk.
Temui Raja Saudi, Jokowi Akan Tagih Perbaikan KBRI Yaman


Dia menjadi satu dari rombongan yang tiba dengan menumpang pesawat TNI Angkatan Udara Boein A 7305. Maulana mengatakan, awal mula konflik terjadi antara Kafilah Houthi dan Wahabi yang bermukim di Yaman.

"Kata habib guru saya, proses peperangan terjadi karena satu sama lain ingin menguasai Yaman dari Houthi, dari Iran dan dari Wahabi Sunni," ujar Maulana.


Saat Sana'a sudah mulai berkecamuk perang, tiba-tiba pukul 19.00 waktu setempat Saudi mengirimkan 100 jet dan langsung menggempur ibukota. Saat itu, Houthi dan Iran masih belum waspada.


"Ketika saya makan malam di Yaman, terdengar di televisi Kepala Pasukan Iran mengumumkan malam ini terjadi peperangan antara dua kafilah yakni kelompok sunni dan houthi," kata dia.


Pengalaman mendebarkan lainnya terjadi, ketika Maulana memasuki ujian di semester kedua di Universitas Al-Ahgaff. Dia menyebut, peperangan semakin hari semakin berkecamuk di Al Hudaydah, terutama di kota Aden.


"Tetapi, alhamdulilah kami yang berada di Universitas Al-Ahgaff tidak mengalami apa-apa," imbuh dia.


Kekhawatiran ikut dirasakan teman-temannya yang berada di Al Hudaydah dan Tarim.


"Kemarin, salah seorang teman saya menelepon. Saat itu, sebuah jet tempur sedang berada di atas asramanya. Lalu dia mengatakan kepada saya, 'mati tak mati harus lulus hari ini'," kata dia menirukan kalimat temannya.


Hal lain yang tidak bisa dia lupakan yakini ketika Al-Qaeda pada Rabu kemarin membebaskan orang-orang dari penjara. Lalu, para napi itu menyerbu dan menguasai bank-bank.


"Jadi, anak-anak santri yang seharusnya menerima uang yang dikirim dari Indonesia, tidak bisa mengambil," kata dia.


Kemudian, hari Jumat dan Sabtu, tim evakuasi tiba dari Indonesia. Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi, kemudian mengimbau agar WNI di Yaman segera keluar dari Yaman demi keselamatan para WNI.


Sementara, keadaan di Tarim tidak lebih baik. Maulana bercerita di sana empat hari listrik terputus. Harga barang kebutuhan pokok melonjak dan mahal disebabkan pabrik-pabrik di Al Hudaydah yang menjadi andalan dibom oleh kelompok Saudi.


"Maka kedatangan kami ini, mungkin sisa dari teman-teman saya yang ada di Yaman sekitar 700 atau 600 orang. Insya Allah kami doakan semoga mereka semua selamat," ujar Maulana.


Maka, total dengan kepulangan 91 WNI kemarin, sudah ada 1.002 warga Indonesia yang tiba di Tanah Air.


![vivamore="
Baca Juga
:"]




[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya