Sumber :
- iStock
VIVA.co.id
- Kementerian Kesehatan Nikaragua mengatakan telah mengkarantina salah seorang staf Kedutaan Amerika Serikat di Managua yang diduga terinfeksi virus Ebola. Alhasil, Pemerintah Nikaragua meminta Negeri Paman Sam untuk segera memulangkan staf Kedubes tersebut.
BBC
edisi Selasa, 14 April 2015 melansir, pihak Kedubes AS mengaku telah mengetahui salah satu pegawainya memang baru saja kembali dari Liberia. Tetapi mereka membantah pegawainya itu melakukan kontak dengan pasien Ebola selama berada di Liberia.
Baca Juga :
Cegah Ebola, AS Perketat Pemeriksaan di Bandara
Baca Juga :
Ebola Sudah Tiba di Spanyol
Baca Juga :
Pasien Ebola AS Belum Dapat Pengobatan
Namun, Kepala Epidemologi di Kemenkes Nikaragua, Carlos Saenz membantah pernyataan Kedubes AS.
"Pria itu terbukti telah menghabiskan waktu di fasilitas kesehatan di mana pasien Ebola tengah dirawat ketika berada di Liberia," ujar Saenz dan dikutip laman
International Business Times.
Pemerintah Nikaragua kemudian memerintahkan Departemen Luar Negeri AS untuk mengirimkan sebuah pesawat lengkap dengan peralatan yang dibutuhkan dan memulangkan pria itu kembali ke AS.
Bahkan, Kemenkes Nikaragua juga ikut mengisolasi pegawai Kedubes AS itu di rumahnya.
Beberapa negara di kawasan Amerika Latin telah melarang para pengunjung dari negara yang terbukti terkena epidemi Ebola masuk ke negara mereka. Akibat penyebaran Ebola tahun lalu, telah menewaskan lebih dari 10 ribu orang di beberapa negara yakni Liberia, Guinea dan Sierra Leone.
Namun, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kasus baru Ebola masih terus terjadi kendati jumlahnya menurun. Risiko penyebaran penyakitnya pun juga ikut mengalami penurunan. (ase)
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Namun, Kepala Epidemologi di Kemenkes Nikaragua, Carlos Saenz membantah pernyataan Kedubes AS.