Sumber :
- REUTERS
VIVA.co.id
- Para pakar berusaha meredam kekhawatiran atas matinya 156 lumba-lumba, yang dikaitkan dengan ancaman gempa bumi. Kejadian serupa terjadi pada 2011 ketika 50 paus terdampar di pantai enam hari sebelum gempa dan tsunami.
Dilansir dari laman
Telegraph
, Selasa, 14 April 2015, semua lumba-lumba yang terdampar di sebelah utara pantai timur laut Jepang ditemukan tewas, pada akhir pekan lalu, memicu kekhawatiran bakal terulangnya tragedi 2011.
Baca Juga :
Garut Diguncang Gempa
Baca Juga :
Gempa 5,3 SR Melanda Lampung
Sementara Desember 2004, gempa di Samudra Hindia didahului dengan terdamparnya lebih dari 170 paus di pantai Australia dan Selandia Baru. Ilmuwan mengatakan, paus dan lumba-lumba sangat sensitif dengan perubahan medan elektromagnetik bumi.
Perubahan medan elektromagnetik itu, dikaitkan dengan gerakan pada lempeng tektonik yang menyebabkan gempa bumi. Toshiaki Kishiro dari Institut Penelitian Nasional Jepang, setuju bahwa itu salah satu penjelasan atas terdamparnya lumba-lumba.
Namun dia mengatakan bisa jadi ada alasan lain. "Itu mungkin, tapi tidak ada bukti yang pasti untuk meratifikasi teori itu. Wilayah Jepang ini telah mengalami kasus serupa di masa lalu, terutama dari spesies ini, jadi kami berusaha mencari tahu apa yang terjadi," ucapnya.
Penjelasan lain yang ditawarkan Toshiaki, bahwa lumba-lumba dibingungkan oleh medan magnetik, atau mereka berusaha menghindari spesies lain seperti paus pembunuh.
Dia juga menyebut lumba-lumba dapat terganggu karena suara dari kapal-kapal, atau kesehatan mereka terganggu oleh parasit, yang menyebabkan mereka kehilangan orientasi. (ren)
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sementara Desember 2004, gempa di Samudra Hindia didahului dengan terdamparnya lebih dari 170 paus di pantai Australia dan Selandia Baru. Ilmuwan mengatakan, paus dan lumba-lumba sangat sensitif dengan perubahan medan elektromagnetik bumi.