Sumber :
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA.co.id
- Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi, menegaskan bahwa aksi pengeboman yang terjadi di Sana'a, Yaman, bukan menyasar KBRI, melainkan sebuah depot amunisi yang berada di sekitar gedung KBRI. Namun, akibat pengeboman ke depot tersebut, KBRI turut terkena imbasnya.
Hal itu disampaikan mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda itu ketika memberikan keterangan pers usai menggelar pertemuan tingkat Menteri Asia Afrika (Asia Africa Ministerial Meeting) di Gedung Jakarta Convention Centre (JCC), Senin 20 April 2015.
Baca Juga :
Arab Saudi Umumkan Lima Hari Jeda Kemanusiaan
Dia menambahkan, tingkat kerusakan yang dialami oleh KBRI akibat pengeboman ke depot amunisi itu cukup parah. Kegiatan operasional KBRI, Retno menjelaskan, sudah lama dipindahkan ke Salalah, Oman. Termasuk Duta Besar RI untuk Yaman, Wajid Fauzi.
"Namun, masih terdapat staf di sana untuk menjaga apabila ada WNI yang memerlukan bantuan dan ingin dievakuasi," kata Retno.
Melalui kejadian ini, pengeboman di Sana'a membuktikan bahwa situasi di Yaman tidak kondusif dan bisa berubah setiap detik.
"Beberapa kali melakukan evakuasi memberikan pelajaran yang berharga bagi kita," kata dia.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Christiawan Nasir mengatakan, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Yaman terkait serangan di Ibu Kota Sana'a. Saat ini, Pemerintah RI lebih mengutamakan penyelamatan WNI dari Yaman.
"Saat ini, kami juga belum mengetahui siapa yang melakukan pengeboman tersebut," ujar diplomat yang akrab disapa Tata itu. (art)
Halaman Selanjutnya
Dia menambahkan, tingkat kerusakan yang dialami oleh KBRI akibat pengeboman ke depot amunisi itu cukup parah. Kegiatan operasional KBRI, Retno menjelaskan, sudah lama dipindahkan ke Salalah, Oman. Termasuk Duta Besar RI untuk Yaman, Wajid Fauzi.