Sumber :
- Youtube
VIVA.co.id
- Kemesraan Indonesia dengan Tiongkok kembali berlanjut di puncak peringatan Konferensi Asia Afrika di Bandung. Setelah memamerkan kemesraan di acara jamuan makan malam pada Rabu lalu, maka pagi ini publik ditunjukkan kembali kemesraan dua negara.
Saat napak tilas, Presiden Tiongkok, Xi Jinping, pun berjalan di sisi sebelah kanan Presiden Joko Widodo. Xi berjalan menuju ke Gedung Merdeka didampingi Ibu Negara, Peng Liyuan.
Baca Juga :
PM Mesir: Asia Afrika Masih Utang pada Palestina
Baca Juga :
Menanti Dampak KAA 2015 bagi Dunia
Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, yang ditemui di Gedung Jakarta Convention Centre, kemarin, alasan pemilihan Tiongkok menandatangani dokumen tersebut karena mereka merupakan negara besar dan telah tumbuh maju.
"Sementara, Swazilan merupakan negara yang tergolong stabil di Afrika," kata dia.
Di dalam dokumen Pesan Bandung itu terdapat 41 poin. Di dalamnya terdapat kesepakatan di antara puluhan negara Asia Afrika untuk kembali berpijak kepada prinsip Dasasila Bandung.
Selain itu, di dalam Pesan Bandung berisi penegasan kembali dukungan yang panjang terhadap hak-hak rakyat Palestina untuk bisa menentukan sendiri dan pencapaian aspirasi legitimasi nasional.
"Untuk mengakhiri hal tersebut, kami kembali menegaskan komitmen untuk membantu pemberdayaan warga Palestina dalam persiapan untuk dan mengantisipasi akhirnya Palestina menjadi negara merdeka dan bebas dari penjajahan," tulis poin di dokumen tersebut.
Di poin 11 dari Pesan Bandung tercakup prioritas yang harus diberikan terhadap pentingnya solusi warga Palestina sebagai jawaban dari inti utama isu konflik Arab-Israel.
"Kami menekankan pentingnya dan kebutuhan pencapaian terhadap adanya perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah," ujar puluhan negara Asia Afrika dalam dokumen itu.
Di dalam dokumen itu, turut disinggung mengenai peran utama dari PBB dalam pencapaian dan mempertahankan perdamaian dan keamanan serta kemajuan kesejahteraan berdasarkan tujuan dan prinsip yang terkandung di dalam piagam PBB dan Dasasila Bandung 1955.
"Khususnya yang terkait dengan rasa hormat terhadap integritas wilayah, kedaulatan dan politik negara merdeka, serta menahan diri dari penggunaan ancaman atau tindak kekerasan terhadap integritas wilayah dan tidak mencampuri urusan domestik mereka," kata mereka. (one)
Halaman Selanjutnya
"Sementara, Swazilan merupakan negara yang tergolong stabil di Afrika," kata dia.