Australia Pangkas Bantuan untuk Indonesia

Perdana Menteri Australia, Tony Abbott
Sumber :
  • REUTERS/Andrew Meares/Pool/Files
VIVA.co.id
- Pemerintah Australia akan memangkas bantuan untuk Indonesia dalam penyusunan anggaran federal pekan depan. Namun, langkah itu tidak akan dikaitkan langsung dengan eksekusi mati dua warganya pada 29 April 2015 lalu.


Dilansir dari laman
Sydney Morning Herald
, Selasa, 5 Mei, pemotongan anggaran itu akan menjadi yang terbesar dalam sejarah Australia, yaitu sebesar A$1 miliar.

Kemenkominfo Gratiskan IDTH untuk UMKM

Pemotongan dana bantuan itu disebut sangat signifikan, sehingga duta besar dari negara-negara Afrika memohon pada komisi hubungan luar negeri untuk tidak memotong bantuan bagi negara mereka.
DPR Sindir Kenaikan UKT di Sejumlah PTN Menyesuaikan Harga Cabai dan Telur


Ada Korban Meninggal Akibat Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Perjalanan KA Terganggu
Direktur Dewan Australia untuk Pembangunan Internasional, Marc Purcell, mengatakan pemerintah harus berjalan pada garis yang tipis untuk menjelaskan pemotongan bantuan bagi Indonesia.

Pada satu sisi, mayoritas publik Australia menuntut agar ada dampak dari eksekusi mati terhadap bantuan bagi Indonesia. Sementara, di sisi lain, Australia harus menjaga hubungan diplomatiknya.


"Faktanya adalah bantuan untuk Indonesia pada akhirnya tetap harus dipangkas sebagai bagian dari pengurangan $1 miliar yang diumumkan Joe Hockey," kata Purcell.


Profesor Stephen Howes, Direktur Pusat Kebijakan Pembangunan di Universitas Nasional Australia, mengatakan kurangnya pemahaman publik terkait pemangkasan bantuan, dapat mengakibatkan salah persepsi.


Pengurangan bantuan dapat membuat banyak orang meyakini bahwa Australia memangkas bantuan bagi Indonesia sebagai pembalasan atas eksekusi mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.


"Ini pemangkasan bantuan yang terbesar. Jelas bahwa bantuan untuk Indonesia akan dipangkas," ujar Purcell. Australia mengucurkan A$ 605,3 juta bagi Indonesia pada 2014.


Sementara itu, Papua Nugini, penerima bantuan terbesar kedua Australia setelah Indonesia, menerima A$ 577,1 juta pada 2014. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya