Bocah Laki-laki Diselundupkan Pakai Koper ke Eropa

Ilustrasi penyelundupan.
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id - Berbagai upaya dilakukan oleh warga dari Benua Afrika untuk menyeberang ke Eropa. Salah satunya dilakukan oleh seorang wanita muda berusia 19 tahun dari Maroko.

BBC edisi Jumat, 8 Mei 2015 melansir, hal itu terungkap ketika petugas perbatasan memeriksa sebuah koper. Saat diperiksa melalui mesin pindai, mereka melihat sesuatu yang mencurigakan.

Juru bicara untuk pengamanan sipil mengatakan, ketika mereka membuka koper, seorang bocah laki-laki keluar dalam keadaan menyedihkan. Bocah tersebut diketahui berasal dari Pantai Gading dan kini dalam perlindungan otoritas di Ceuta, Spanyol.

Anak laki-laki asal Maroko diselundupkan di dalam koper

RI Berbagi Beban Masalah Pengungsi Lewat 'Bali Process'

Abou coba diselundupkan oleh seorang wanita berusia 19 tahun dari Maroko menuju ke Ceuta, Spanyol. Foto: Reuters

Bocah laki-laki yang diketahui bernama Abou coba diselundupkan dari Maroko menuju ke Ceuta, pintu masuk untuk menjejak di Spanyol. Menurut laporan harian berbahasa Spanyol, El Pais, wanita pembawa koper sama sekali tak terkait dengan Abou. Dia mengaku hanya dibayar oleh ayah Abou agar menyelundupkan dia keluar dari Maroko.

Kantor berita Spanyol, Efe, melaporkan ayah sang bocah yang juga bernama Abou, kini telah bermukim di Gran Canaria sejak 2013. Abou kemudian diketahui membayar seorang kurir asal Maroko untuk membawa koper tersebut.

Juru bicara polisi mengatakan, mereka telah curiga terhadap si wanita, karena dia terlihat canggung dan tak ingin melewati mesin pemindai. "Kami pikir, mungkin di dalam koper terdapat paket narkoba, tetapi perlahan-lahan diketahui terdapat tubuh manusia," ujar jubir itu.

Polisi turut menangkap sang ayah setelah berhasil melewati petugas perbatasan setengah jam lebih awal.

Pintu Perbatasan

Ceuta dan kota Melilla diketahui menjadi pintu akses masuk menuju ke Spanyol. Dua kota itu terletak di tepi pantai Mediterania dan masing-masing ketiga sisinya dikelilingi Maroko.

Pemerintah Spanyol selalu bersikeras bahwa kedua kota itu merupakan bagian dari teritori Spanyol dan bisa wilayah perbatasan. Tetapi, Maroko juga mengklaim memiliki kedaulatan atas wilayah tersebut.

Alhasil untuk memisahkan, Pemerintah Spanyol membuat pagar setinggi enam meter. Kedua kota tersebut selalu dijadikan wilayah populer untuk menyeberang bagi para imigran dari Afrika yang ingin memperbaiki nasib.

LSM Human Rights Watch mengatakan, pada 2013, ada 4.300 orang yang masuk ke Ceuta dan Melilla secara ilegal. Angka ini meroket dua kali lipat dibandingkan 2012 yang mencapai 2.804 orang.

Australia Punya Kepentingan soal Pencari Suaka
Ilustrasi imigran

Yunani akan Kirim Kembali Migran ke Turki

Turki pun memperoleh bantuan keuangan sebagai kesepakatan.

img_title
VIVA.co.id
4 April 2016